Monday, May 31, 2010

Ketaatan Api kepada Tamim Dari ra.

Abu Nu'aim mentakhrijkan di dalam Ad-Dalaail (212) dari Muawiyah bin Harmal, dia berkata, "Di Madinah saya telah pergi makan bersama Tamim Dari ra. Saya makan dengan lahapnya dan saya tidak merasa kenyang karena saya terlalu lapar. Saungguh saya telah berada di dalam masjid selama tiga hari tanpa makanan diantara kami".

Pada suatu hari ketika keluar api yang sangat panas, 'Umar ra. datang kepada Tamim Dari ra. 'Umar ra. berkata kepadanya, "Berdirilah, pergilah kepada api itu". Berkata pula Tamim Dari ra., "Ya amirul mukminin siapa saya ini? apalah saya ini?", karena sifat tawadhu'annya. Maka belum bergerak Tamim Dari ra. sehingga 'Umar ra. berdiri bersamanya.

Berkata Mu'awiyah, "saya mengikuti mereka berdua pergi menuju api itu, maka Tamim Dari ra. menghalau api itu dengan tangannya seperti ini (hakadza) sehingga api itu masuk ke dalam terumbu di atas bukit dan masuklah Tamim Dari ra. ke belakangnya". 'Umar ra. kemudian berkata, "tidaklah sama orang yang melihat dengan orang yang tidak melihat!"

Baihaqi mentakhrijkan dari Mu'awiyah bin Harlam, dia berkata, "telah keluar api yang sangat panas, dan dituturkannya oleh Baihaqi sebagaimana di dalam Al-Bidayah (2/153).

Sunday, May 30, 2010

Surat Balasan Heraklius

Di dalam versi yang dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad dan Abu Ya'la dari Said bin Abu Rasyid, katanya: Aku pernah menemui orang Tanukhi (dari negeri Tanukh) yang menjadi utusan Heraklius kepada Rasulullah SAW di Himsh (Syam), dan ketika itu dia seorang yang sudah sangat tua, dan dia tetanggaku maka aku berkata kepadanya:

"Bolehkah engkau ceritakan kepadaku tentang surat kiriman Heraklius kepada Nabi SAW dan surat Beliau yang dikirimkan kepada Heraklius", aku membujuknya. "Boleh", jawabnya singkat. Orang tua itu lalu bercerita, katanya: Bila Rasulullah SAW tiba di Tabuk, Beliau mengutus Dihyah Al-Kalbi ra. kepada Heraklius, pembesar Romawi. Apabila surat Rasulullah SAW itu sampai ke tangan Heraklius, dipanggilnya semua rahib-rahib gereja dan pendetanya. Bila semua mereka telah hadir ditutupnya semua pintu-pintu, dan tinggallah kami bersama dengannya.

Heraklius berkata: "Utusan ini datang kepada kita, sebagaimana kamu sekalian melihatnya, dan dia menyeruku untuk memilih salah satu dari tiga perkara berikut: Dia menyeruku untuk mengikuti agamanya, ataupun membayar upeti Jizyah dari hasil negeri kita, sedang negeri ini tetap di bawah kekuasaan kita, ataupun kita menemui mereka di medan perang! Demi Allah, kamu semua telah mengetahui dari apa yang kamu baca di dalam kitab-kitab kamu, bahwa kamu akan dikalahkannya. Maka lebih baiklah, kita mengikut agamanya, ataupun kita berikan saja upeti dari hasil harta kita"! Semua yang berkumpul di situ tidak senang dengan kata-kata Heraklius itu, muka mereka merah padam kerana marah.

Mereka berkata: "Apakah engkau mengajak kita untuk meninggalkan agama Kristen, supaya kita menjadi hamba kepada si orang badui yang datang dari negeri Hijaz itu?" Heraklius terkejut mendengar tentangan keras dari ahli-ahli agama itu. Dia kini yakin, bila mereka keluar dari pertemuan itu, tentu mereka akan sebarkan berita itu di luar kepada penguasa-penguasa negara, dan tentulah dia akan diturunkan dari kerajaannya. Maka segeralah dia berkelit: "Eh, nanti dulu! Jangan terburu nafsu!" kata Heraklius mempertahankan dirinya. "Sebenarnya aku katakan begitu hanya untuk menguji pendirian kamu, apakah kamu tetap teguh atas agama kamu itu?!" sambungnya lagi.

Kemudian Heraklius memanggil seorang Arab berbangsa Tujib yang memang menganut agama Nasrani dari kaum Arab Kristen, lalu dia memerintahkan: "Tolong carikan bagiku", kata Heraklius, "seorang yang pandai berbicara bahasa Arab, yang lidahnya lidah orang Arab. Bawa dia ke mari untuk membawa surat jawabanku kepada si orang badui itu".

Berkata orang tua dari Tanukhi itu memberitakan peristiwa lama yang dialaminya, katanya: "Aku pun dibawa kepada Heraklius lalu dia menyerahkan kepadaku sepucuk surat yang ditulis di atas tulang, lalu dia berkata pula: "Bawalah suratku ini kepada orang yang mengaku Nabi itu", kata Heraklius. "Tetapi dengar baik-baik apa yang dikatakannya, dan ingat tiga hal berikut ini, jika dia sebutkan.

Perhatikan jika dia menyebut sesuatu tentang surat yang dikirimkan kepadaku, dengar apa komentarnya? Perhatikan bila dibacakan suratku kepadanya, apakah dia akan menyebut perkataan malam! atau tidak? Dan yang terakhir, coba berusaha sampai engkau dapat melihat di belakang tubuhnya, adakah suatu tanda yang menarik perhatianmu?! Ingat baik-baik tiga perkara ini, dan beritahu apa yang engkau lihat kepadaku!" pesan Heraklius dengan hati-hati.

Aku pun berangkat pergi membawa surat Heraklius itu, hingga aku tiba di Tabuk. Di situ aku bertanya kepada para sahabatnya: "Di mana ketua kamu, yang dikatakan Nabi?" tanyaku. "Di sana itu! Yang sedang duduk dikelilingi orang", jawab mereka. Aku lihat Nabi SAW itu sedang duduk di tepi takungan Air, di mana dia telah dikelilingi oleh para sahabatnya. Aku pun maju ke depan, lalu mereka memberikanku tempat di depannya, bila diketahuinya aku datang sebagai utusan dari Heraklius. Aku pun menyerahkan surat itu kepadanya, dan diletakkan surat itu di atas pangkuannya.

Kemudian dia berkata kepadaku: "Dari mana engkau?" "Aku orang Tanukh!" jawabku. "Maukah engkau kembali kepada agama yang suci dari kepercayaan nenek moyang kamu Ibrahim (AS)?" tanya Nabi SAW kepadaku. "Aku ini utusan sebuah negara dan menganut agama negara itu, tidaklah wajar aku mengubah agamaku ini sehinggalah aku kembali kepada mereka dulu!" jawabku dengan jujur. "Memang benar Tuhan telah mengatakan: Sesungguhnya engkau, hai Muhammad, tidak mampu memberikan petunjuk kepada siapa yang engkau suka, akan tetapi Allah-lah yang akan memberikan petunjuk itu kepada siapa yang disukai-Nya, dan Dia adalah lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk itu!" Nabi SAW terlihat kesal sekali, apabila orang menolak untuk menerima Islam. Aku berdiam diri saja, tidak tahu apa yang mesti aku katakan lagi.

"Hai saudara dari Tanukh!" tiba-tiba Nabi SAW menyeruku. "Aku telah menulis surat kepada Kisra (Pembesar Parsi), lalu suratku dikoyak-koyakkannya, kelak Allah akan mengoyak-ngoyakkannya dan kerajaannya", Nabi SAW berdiam sebentar. Kemudian menyambung lagi: "Dan aku menulis surat kepada Pembesarmu, maka dia masih ragu-ragu lagi, dan orang ramai masih boleh membuat alasan (tidak tahu) selama kehidupan mereka aman tenteram". Nabi SAW berhenti sebentar.

Mendengar ucapan Beliau tadi aku berkata kepada diriku: Nah, salah satu dari tiga yang dipesan oleh Heraklius supaya aku ingat baik-baik. Aku pun keluarkan sarung isi panahku, lalu aku catat pada kulitnya. Kemudian Beliau menyerahkan surat Heraklius itu kepada seorang yang duduk di kirinya untuk dibacakannya. Aku lalu membisik orang yang di sebelahku bertanya: "Siapa dia orang yang akan membaca surat Heraklius itu?" "Mu'awiyah!" jawab mereka.

Tiba-tiba dalam surat pembesarku Heraklius ada sebutan mengajak ke syurga yang luasnya seluas petala langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa". Kemudian ada bertanya: "Di mana letaknya neraka? Bila mendengar saja bunyi pertanyaan itu, Nabi SAW pun menjawab: "Subhanallah!, ajaib sekali pertanyaan ini?!" ujar Nabi SAW "Jadi di manakah malam bila datang siang?!" tanya Beliau. Aku berkata pada diriku: Ini satu lagi dari ucapan Beliau yang mesti aku catat. Beliau telah menyebut malam, yang mesti aku sampaikan kepada Heraklius nanti. Sesudah selesai dibacakan kepada Beliau surat yang aku bawa itu, Beliau lalu berkata kepadaku: "Engkau patut diberi hadiah kerana engkau utusan kepada kami", ujar Beliau. "Kalau kami ada hadiah, tentu kami akan berikan kepadamu. Akan tetapi kami sekalian adalah orang-orang musafir yang memyimpan bekal yang terbatas", jelas Beliau.

Tiba-tiba terdengar suatu suara dari hadapan Beliau, suara salah seorang sahabatnya: "Aku yang akan memberikannya hadiah, jika engkau benarkan, ya Rasulullah!" Orang itu lalu mengeluarkan dari bungkusannya sepasang pakaian kuning dan diletakkannya di pangkuannya. Lalu aku bertanya ingin tahu: "Siapa yang menghadiahkanku pakaian ini?" "Usman!" jawab mereka. Kemudian Rasulullah SAW berkata pula: "Siapa suka menerima orang ini sebagai tamunya?" "Saya!" kata seorang pemuda dari kaum Anshar. Orang Anshar itu pun bangun mengajak aku pergi.

Apabila aku hampir meninggalkan majlis Nabi SAW itu, Beliau memanggilku pula seraya berkata: "Hai saudara dari Tanukh!", kata Nabi SAW. Aku pun segera mendekatinya sehingga aku berdiri di sisinya. Beliau lalu menarik pakaiannya sehingga terbuka bagian belakangnya, sambil berkata kepadaku: "Mari ke sini, tunaikanlah tugasmu, sebagaimana yang disuruh oleh tuanmu!" kata Beliau. Maka terlihatlah padaku apa yang bertanda di belakang badannya itu, yaitu semacam cap (khatamun-nubuwah) di bagian atas bahunya seperti tanda bulat

(Al-Haitsami: Ma'ma'uz-Zawa'id 8:235-236; Al-Bidayah Wan-Nihayah 5:15)

Mereka itu Berjalan Kaki di Atas Permukaan Bumi

Al-Baihaqiyy dan An-Naqoosy telah mentakhrijkan di dalam mu'jamnya dan Ibn An-Najjaar daripada Waaqid bin Salaamah daripada Yaziid Ar-Riqoosyiyy dari Anas ra. Bahawa Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa sallaam telah bersabda (mafhuumnya) :

Sudikah aku kabarkan kepada kalian akan qaum-qaum yang mana mereka itu adalah bukan para anbiyaa` dan buka pula para syuhadaa`, (walhal) pada hari qiyaamat (nanti) para anbiyaa` dan para syuhadaa` merasa ghibtoh (iri hati) terhadap mereka itu lantaran manaazil (status- status) mereka (begitu dekat) dengan Allah, di atas minbar-minbar daripada nuur mereka dikenali.

Lalu mereka (para Sahabat r.ahum) Bertanya : siapakah mereka itu wahai Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa sallaam? Baginda menjawab (mafhuumnya) : al-ladziina yuhabbibuuna `ibaadaloohi ilAllahi, wa yuhabbibuunAllaha ilaa `ibaadihi, wa yamsyuuna `alal-ardhi nushan; artinya: (yaitu) orang-orang yang menjadikan para hamba Allah dicintai oleh Allah SWT , dan menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, dan mereka itu berjalan kaki di atas (permukaan) bumi dalam hal keadaan memberikan nasihat.

Maka aku berkata : ini menjadikan Allah SWT dicintai oleh para hambanya, maka bagaimanakah mereka menjadikan para hamba Allah SWT dicintai oleh Allah SWT ? Jawab baginda Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa sallaam (mafhuumnya) : mereka itu menyuruh para hamba Allah dengan apa yang Allah SWT suka dan mereka itu mencegah para hamba Allah SWT daripada apa yang Allah SWT benci, maka apabila para hamba Allah SWT itu mentho'ati mereka lalu Allah `azza wa jalla menyintai mereka itu (yakni para hamba Allah itu).

Hayaatush-Shohaabah, juzu` 3, halaman 288 dan 289.
Risalah Fikir (229)

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Tidak beriman seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) hingga Aku lebih dicintainya daripada keluarga, hartanya, dan semua orang.
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 62

Hadis riwayat Anas bin Malik ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda keimanan adalah mencintai sahabat Ansar.
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 108

Hadis riwayat Al Barra' ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda tentang kaum Anshar, Yang mencintai mereka hanyalah orang yang beriman dan yang membenci mereka hanyalah orang munafik. Siapa yang mencintai mereka, maka Allah mencintainya, siap yang membenci mereka, maka Allah membencinya.
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 110
Hadis riwayat Abu Said Al Khudhri ra., Dari Tarek bin Syihab ra. ia berkata, Orang yang pertama berkhotbah pada hari raya sebelum salat Id, adalah Marwan. Ketika itu ada seorang berdiri mengatakan, salat Id itu sebelum khotbah! Marwan menjawab, telah ditinggalkan apa yang ada di sana. Abu Said berkata, Orang ini benar-benar telah melaksanakan kewajibannya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran (hal yang keji, buruk), hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, itu adalah selemah-lemah iman.
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim : 70

Tentang Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Dari Abu Hurairah ra., Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka." (H.R. Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud ra., berkata Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya." (H.R. Muslim)

Abu Sa'id Al-Khudry ra., berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa di antara kamu sekalian melihat suatu kemunkaran, maka hendaklah ia merubah dengan kekuasaannya, kalau tidak mampu maka dengan tegurannya, dan kalau tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang terakhir adalah selemah-lemahnya iman." (H.R. Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud ra., bahwasanya Rasulullah ASW. bersabda: "Tidak seorang nabi pun yang diutus Allah kepada suatu ummat sebelumku kecuali ia mempunyai penolong-penolong setia dan kawan-kawan yang senantiasa mengikuti sunnahnya dan mentaati perintahnya, kemudian sesudah periode mereka timbullah penyelewengan dimana mereka mengucapkan apa yang tidak mereka kerjakan dan mereka mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Maka barang siapa yang memerangi mereka dengan kekuasaannya maka ia adalah orang yang beriman, barang siapa yang memerangi mereka dengan ucapannya, maka ia adalah orang yang beriman dan barang siapa yang memerangi mereka dengan hatinya, maka ia adalah seorang yang beriman juga; selain dari itu tidaklah ada padanya rasa iman walau hanya sebiji sawi." (H.R. Muslim)

Abu Bakr Ash-Shiddiq ra., berkata: " Wahai sekalian manusia sesungguhnya kalian membaca ayat ini : 'Yaa ayyuhal ladziina aamnuu 'alaikum anfusakum laa yadhurrukum man dhalla idzahtadaitum.' (Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu masing-masing, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu jika kamu telah mendapat petunjuk). Dan sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda: "Bahwasanya manusia itu bila mengetahui orang berbuat zhalim kemudian mereka tidak mengambil tindakan, maka Allah akan meratakan siksaan kepada mereka semua." (H.R. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i)

Dari hudzaifah ra., Rasulullah SAW bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, kamu harus sungguh-sungguh menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran, kalau tidak Allah akan menurunkan siksaan kepadamu, kemudian kamu berdoa kepadaNya, maka tidak akan dikabulkan doamu itu." (H.R. Tirmidzi)

Ibnu Mas'ud berkata: " Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: "Semoga Allah memberi cahaya berkilau-kilau kepada seseorang yang mendengar sesuatu dariku kemudian ia menyampaikan sebegaimana yang ia dengar, karena banyak orang yang disampaikan kepadanya (sesuatu itu) lebih menerima daripada orang yang mendengarnya sendiri." (H.R. Tirmidzi)

Abu Zaid Usamah bin Haritsah ra., berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Pada hari kiamat kelak ada seseorang yang digiring lantas dilemparkan ke dalam neraka, seluruh isi perutnya keluar lalu berputar-putar seperti berputar-putarnya keledai di kincir, kemudian seluruh penghuni neraka berkumpul mengerumuninya, lantas menegur: "Wahai Fulan, apa yang terjadi padamu, apakah kemu tidak beramar ma'ruf dan nahi munkar?" Ia menjawab: "Ya saya menganjurkan kebaikan tetapi saya sendiri tidak menjalankannya, dan saya melarang kemunkaran tetapi saya sendiri malah mengerjakannya." (H.R. Bukhari & Muslim).

Dari Abu Sa'id Al-Khudry ra., Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah olehmu sekalian duduk di jalan-jalan." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah kami tidak bisa meninggalkan tempat duduk kami (di jalan) itu dimana kami berbincang-bincang di sana." Rasulullah menjawab: "Apabila kamu sekalian enggan untuk tidak duduk di sana maka penuhilah hak jalan itu." Para shahabat bertanya: "Apakah hak jalan itu ya Rasullah." Beliau menjawab: "Yaitu memejamkan mata, membuang kotoran, menjawab salam serta menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Pentingnya Amar Ma'ruf dan Nahi Mungkar

Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Abdullah bin Humaid, Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasa'y, Ibnu Majah, Ad-Daruquthny, Al-Baihaqy, dan Abu Ya'la mentakhrijkan dari Qais bin Abu Hazim, dia berkata, "Setelah Abu Bakar menjadi khalifah, dia naik ke atas mimbar, lalu menyampaikan pidato. Setelah menyampaikan pujian kepada Allah, dia berkata,

"Wahai semua manusia , tentunya kalian juga membaca ayat ini, 'Hai orang orang yang beriman, jagalah diri kalian. Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepada kalian apabila kalian telah mendapat petunjuk, (QS Al-Maidah : 105), namun kalian meletakkan ayat ini bukan pada tempatnya. Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya apabila manusia melihat kemungkaran dan mereka tidak mau merubahnya, maka Allah akan menyegerakan siksa yang menyelingkupi mereka semua'."

(Al-Kanzu, 2/138)

Ath-Thabrany mentakhrijkan dari Thariq bin Syihab, dia berkata, "Itris bin Urqub Asy-Syaibany menemui Abdullah ra . seraya berkata, "binasalah orang yang tidak menyuruh kepada yang ma'ruf dan tidak mencegah dari yang mungkar." Abdullah ra. meralat ucapannya dengan, "Bahkan binasalah orang yang tidak memperlihatkan yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar".

(Al-Haitsamy, 7/275, rijalnya shahih)

GARA-GARA PELAWAK, KHALIFAH PUTUS SOLAT

 Hari ahad yang damai...mimi ada sesuatu untuk di kongsikan bersama......
Ibnu Maryam adalah seorang yang sering membuat Khalifah Harun Ar-Rasyid tertawa kerana kelucuannya. Dia banyak menguasai cerita-cerita tentang bumi Hijaz dan lain-lain tempat di negeri Arab. Khalifah Harun telah mengizinkan Ibnu Maryam untuk tinggal di istananya dan bergaul dengan kaum keluarganya.

Suatu pagi, Khalifah Harun telah mengejutkan Ibnu Maryam untuk solat Subuh. Ibnu Maryam pun bangun dan terus berwudhu, sedang Khalifah Harun telah memulakan solat bersama orang lainnya. Apabila Ibnu Maryam sampai ke tempat solat, dia mendapati Khalifah Harun tengah membaca surah Yasin dan sampai pada ayat 22 yang ertinya: "Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku...?"

Ibnu Maryam yang belum bertakbiratul ihram itu tiba-tiba berkata: "La idri, wallah (Aku tidak tahu, demi Allah)."
Mendengar itu, tertawalah Khalifah Harun Ar-Rasyid dan memutuskan solatnya dan melihat kepada Ibnu Maryam. "Celaka engkau wahai Ibnu Maryam! Engkau telah membuat solat dan bacaan Al-Quran terputus. Kalau kau punya idea pun, cakaplah pada masa lain." kata Khalifah Harun sambil menahan tawanya.

Perang Badar Kubra bag.1




Alkisah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menerima kabar bahwa sebentar lagi kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan akan melintas dari perjalanan pulang mereka dari Syam. Maka, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan kaum muslimin dan kemudian bersabda kepada mereka, "Kafilah bangsa Quraisy sebentar lagi akan lewat. Mereka pasti membawa harta. Maka pergilah kalian untuk memerangi mereka! Semoga Allah memberikan kalian kekuatan untuk mengkocar-kacirkan mereka."
Sementara itu, Abu Ayyub al-Anshari meriwayatkan: Pada saat kami berada di Madinah, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Aku telah mendapatkan kabar bahwa kafilah Abu Sufyan tak lama lagi akan datang dari Syam. Maka, sepakatkah kalian bila kita menghadang dan menyerang mereka? Sebab, bisa jadi Allah akan memberikan kita kekuatan untuk mengambil harta rampasan dari mereka." Kami menja­wab, "Ya, kami sepakat." Lalu beliau pun berangkat dan kami ikut bersama beliau."

Perang Badar Kubra bag.2




Di tengah perjalanan, tepatnya di lembah al-Wabirah, seorang laki-laki musyrik datang menjumpai beliau. Ia terkenal sebagai seorang pemberani dan kuat. Ia meminta kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam agar diperbolehkan bergabung dengan pasukan muslimin untuk berperang. Akan tetapi, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Pulanglah! Aku tidak akan pernah meminta pertolongan kepada seorang musyrik." Pada saat beliau berada di dekat pohon. Laki-laki ini mengungkapkan keinginannya untuk kedua kali. Pada saat beliau tengah berada di padang pasir, laki-laki ini kembali mendatanginya dan mengungkapkan keinginan­nya untuk yang ketiga kali. Akan tetapi, beliau tetap menjawab dengan jawaban yang sama. Akhirnya, laki-laki tersebut masuk Islam dan beliau pun baru mengizinkannya ikut bergabung.
Ketika hampir sampai di Shafra, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam mengutus Basbas al-Juhni dan Adi ibn Abi Zaghaba al-Juhni ke Badar untuk mengecek dan mencari informasi tentang Abu Sufyan dan kafilah­nya.

Riwayat lain menuturkan: Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar sendiri yang berangkat untuk melakukan tugas pengintaian ini. Lantas, keduanya dengan seorang lelaki tua. Kepada orang itu, keduanya menanyakan keadaan pasukan kaum Quraisy. Namun, orang itu meminta agar

Saturday, May 29, 2010

AWARD


Terima kasih pada...  abad  atas award tu,,,, terharu jugak mimi......oh ya..berserta banner dari sahabat mimi yang baru mimi terima pagi tadi...huhuhu,,,maaf malam nie baru nak masukkan...thanks..yus..


Banner Terpenting Buat mimi-moneyonline

http://hamba-whiteheart.blogspot.com/

http://tatapanrohani.blogspot.com/
create avatar
ieman
create avatar
RabbitWorldAgro
create avatar
SparePart







SOALAN DAN JAWABAN DALAM SATU AYAT

Amirul Mukminin Khalifah Al-Mahdi ingin menambah isteri lagi, tapi selalu dihalangi oleh isterinya yang bernama Khaizuran.
"Engkau tidak boleh kahwin lagi." kata puan Khaizuran dengan tegas.
Walau bagaimanapun, Khalifah A-Mahdi bertegas juga bahawa beliau tetap ingin berkahwin lagi sehingga terjadilah pertengkaran dan perbalahan.
"Engkau tidak ada hak untuk menghalangku dari kahwin lagi, kerana Allah sendiri tidak menghalang." kata Al-Mahdi.
"Kalau Amirul Mukminin tetap berkeras, marilah kita bertahkim kepada orang alim sebelum engkau kahwin lagi." kata Khaizuran.
"Boleh, tunjuk siapa yang engkau suka."
"Terpulang kepada Amiraul Mukminin saja." jawab Khaizuran.
"Bagaimana kalau Sufyan Ath-Thauri?" tanya Al-Mahdi.
"Saya setuju." jawab Khaizuran.
Pergilah Khalifah Al-Mahdi bersama Puan Khaizuran kepada Sufyan Ath-Thauri seorang ulama Fekah yang masyhur dan wara' ketika itu.
"Wahai Syeikh! Saya ingin berkahwin lagi, tapi puan Khaizuran menghalangnya. Dia berkata bahawa aku tidak boleh berkahwin lagi, padahal Allah tidak melarang." kata Al-Mahdi sambil membaca firman Allah yang ertinya, "Maka kahwinilah wanita-wanita yang kamu sukai dua, tiga atau empat..." (An-Nisa: 4)".
Setelah membaca potongan ayat tersebut, Al-Mahdi diam. Kemudian Sufyan berkata, "Aku minta agar Amirul Mukminin meneruskan ayat tersebut."
Al-Mahdi pun meneruskan ayat yang dibacanya yang ertinya: "Kemudian jika kamu tidak adil, maka kahwinilah seorang sahaja..."
"Nah engkau tidak adil" kata Sufyan Ath-Thauri.
Mendengarn itu, kembanglah telinga puan Khaizuran dan Khalifah Al-Mahdi merasa puas dengan jawapan yang diterimanya. Beliau telah memberi hadiah kepada Sufyan sebanyak sepuluh ribu dirham, tapi ditolaknya.

Friday, May 28, 2010

SUNGAI YANG TUNDUK ATAS PERINTAH SAIYIDINA UMAR IBNUL KHATTAB

 Salam...Jumaat yang ceria dan tenaang lagi mendamaikan.....mimi nak bercerita sedikit.....begini.....
Tatkala negeri Mesir mula ditakluki oleh tentara Islam Khalifah Umar Ibnul Khattab yang memerintah Kerajaan Islam ketika itu telah melantik Amru Bin Al As sebagai gabenor di wilayah islam yang baru itu. Amru Bin Al As memang terkenal seorang pahlawan Islam yang berani serta pentadbir yang cekap dan bijaksana.

Semasa Amru Bin Al As menjadi gabenor Mesir, suatu peristiwa ganjil telah berlaku. Air sungai Nil dikatakan akan berhenti mengalir beberapa bulan lagi dan penduduk-penduduk Mesir bercadang untuk melakukan upacara jahiliah ialah mengorbankan seorang anak gadis yang cantik ke dalam sungai itu. Mereka mendesak Amru Bin Al As supaya melakukan upacara itu. Beliau yang sebagai pemerintah Islam dan tokoh sahabat Rasulullah SAW tentu sekali berkeras tidak mahu melakukan sebab terang sekali bertentangan dengan ajaran Islam yang suci.

Tidak berapa lama kemudian air sungai Nil benar-benar mulai kering. Oleh kerana pertanian di negeri Mesir itu bergantung kepada air sungai tersebut, penduduk-penduduk pun menjadi semakin cemas. Ada sebahagian mereka terpaksa berpindah ke kawasan tanah lain yang lebih subur.

Keadaan ini akhirnya memaksa Amru Bin Al As menulis surat kepada Khalifah Umar Ibnul Khattab di Madinah untuk meminta pandangannya. Amru Bin Al As sendiri merasa serba salah tentang bagaimana hendak menyelesaikan masaalah yang dihadapinyaitu. Tidak lama kemudian Saiyidina Umar Ibnul Khattab pun mengirim jawapannya melalui sepucuk surat. Tetapi apakala surat itu sampe ke tangan Amru Bin Al As gabnor Mesir itu didapatinya surat itu tidak ditujukan keapdanya bahkan kepada Sungai Nil itu sendiri. Sebelum Amru Bin Al As mencampakkan surat itu ke dalam Sungai Nil yang hampir kekeringan itu ia sempat juga membaca isi surat itu yang berbunyui kira-kira demikian:

"Surat ini dikirimkan kepada Sungai Nil oleh Umar, hamba Allah dan Amirul Mukminin.

"Wahai Sungai Nil! Jika air yang mengalir di sungai ini adalah atas kuasamu maka ketahuilah bahawa kami tidak memerlukan kau, tetapi jika ianya mengalir di atas kekuasaan Allah swt maka kepadaNya kami pohonkan agar mengalirkan air di sungai ini."

Demi setelah surat itu Gabenor Amru mencampakkan ke dalam sungai tersebut, adalah diriwayatkan bahawa sungai itu pun dipenuhi semula oleh air sedalam empat-puluh lapan kaki pada malam itu. Semenjak hari itu lenyaplah amalan-amalan jahiliah yang lama lagi karut itu di kalangan penduduk Mesir.

Thursday, May 27, 2010

QABIL DAN HABIL

Pada zaman dahulu Siti Hawa, isteri Nabi Adam mempunyai seratus dua puluh orang putera puteri. Setiap melahirkan pasti kembar yang terdiri dari lelaki dan perempuan. Menurut syariatnya Nabi Adam, putera-puterinya itu dijodohkan antar yang satu dengan yang lainnya. Mula pertama Siti Hawa melahirkan Qabil dan Iklima. Kemudian untuk yang kedua kalinya beliau melahirkan Habil dengan Damina. Iklima itu adik Qabil mempunyai paras yang cantik sekali, sedap dipandang mata. Sedangkan Damina dianugerahi oleh Allah paras yang tidak begitu menawan seperti kakaknya Iklima.

Maka pada suatu hari Nabi Adam mendapatkan wahyu dari Allah swt yang menyuruh menjodohkan anaknya secara berselang-seli. Jadi Qabil harus dijodohkan dengan Damina, Habil dijodohkan dengan Iklima. Wahyu ini oleh Nabi Adam disampaikan kepada anak-anaknya.

"Bapak," kata Qabil, "Saya tidak akan menerima keputusan bapak, sayalah yang berhak berkahwin dengan Iklima, kerana kelahirannya bersama-sama dengan saya."

"Bapak," sahut Habil pula, "Saya tinggal menyerah kepada keputusan bapak, kerana itulah kehendak Allah."

Nabi Adam hanya diam sahaja mendengar jawapan anak-anaknya. Tetapi Qabil berkata lagi, "Tidak bapak! Saya tetap tidak setuju. Apabila bapak tetap melaksanakan putusan itu, bererti bapak memang mencintai Habil dan membenci saya."

Menghadapi keputusan anaknya Qabil yang tidak dapat ubah sama sekali ini, beliau berkata, "Anak-anakku, sekarang pergilah kamu berdua minta keputusan dari Allah, dengan membawa korban sendiri-sendiri."

Maka esok paginya keduanya pergi ke tempat di mana Nabi Adam selalu bersujud kepada Allah. Qabil membawa selonggok buah-buahan sesuai dengan pekerjaannya sehari-hari sebagai petani. Sedang Habil adiknya membawa seekor kambing sesuai dengan pekerjaannya sebagai pengembala. Keduanya lalu meletakkan korbannya masing-masing di tempat yang sudah tersedia.

Tidak lama kemudian turunlah api tanpa asap membakar korbannya Habil tanpa mendekati kurbannya Qabil. Dengan dasar inilah maka Nabi Adam memberi keputusan bahawa Habil lah yang benar, sehingga Habil berhak mengahwini Iklima. Keputusan ini membuat kedengkian Qabil terhadap adiknya Habil membara. Maka Qabil akhirnya memutuskan untuk membunuh adiknya ini. Niatnya itu betul-betul dilaksanakan sehingga pada suatu saat di hari Selasa, terbunuhlah Habil di tangan abangnya sendiri.

Sejak peristiwa ini maka mulailah terjadinya pembunuhan-pembunuhan antara sesama manusia kerana masaalah wanita. Di sinilah Qabil selalu mendapatkan kutukan kerana dialah yang telah memberi contoh sebagai seorang yang selalu menuruti hawa nafsu syaitan.

Wednesday, May 26, 2010

KEBESARAN JIWA SALMAN AL FARISI



Salman Al Farisi tergolong salah seorang sahabat akrab Rasulullah saw. Beliau berasal dari negeri Farsi dan merupakan salah seorang dari kumpulan orang-orang islam yang permulaan. Pernah dimasa hidupnya Salman Al Farisi ini telah diberi jawatan sebagai amir atau gabenor di salah sebuah jajahan takluk Islam. Namun demikian, kedudukannya itu sedikit pun tidak mengubah peribadinya yang sangat penyantun, rendah diri serta zuhud terhadap kemewahan dunia. Oleh keranan keadaan hidupnya yang sangat sederhana itu sukar sekali orang lain mengenalinya sebagai gabenor di wilayah itu.

Pada suatu hari adalah diriwayatkan bahawa seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus menariknya secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu kerja yang berat untuknya. Orang itu menjumpai Salman Al Farisi yang tidak dikenalinya itu dijalanan. Ia mempunyai sebuah karung besar berisi rumput lalu menyuruh Salman Al Farisi memikulnya hingga ke rumahnya. Maka Salman yang berhati mulia itu tanpa banyak soal pun terus memikulnya sambil berjalan.

Kebetulan sedang mereka berjalan dijalanraya itu, lalulah seorang lelaki lain sambil mengucapkan Assalamualaikum kepada Salman Al Farisi. Salman lantas membalas salam orang yang dikenalinya itu. Oleh kerana terkejut melihat gabenornya memikul karung itu, maka orang yang mengenali Salman itu terus menanyakan orang lelaki yang berjalan bersama gabenor nya itu, "Wahai Tuan...tahukah tuan bahawa orang yang memikul karung itu adalah Salman Al Farisi...amir negeri kita ini?"

Wah..tentu terkejut sekali lelaki itu mendengarkan perkataan orang itu. Apa lagi bila dikenangnya bahawa orang yang telah dikasarinya itu adalah gabenornya sendiri. Maka dia pun lantas meminta maaf lalu meminta Salman menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab, "Oh tidak mengapa tuan, biarlah saya pikul karung ini sehingga sampai ke rumah tuan.

Demikianlah ketinggian budi Salman Al Farisi, salah seorang sahabat besar Rasulullah saw.

Bersantai sekejap

Tuesday, May 25, 2010

SEGANTANG GANDUM MAKANAN 1000 ORANG



Jabir RA berkata pada masa pertahanan Khandak, aku lihat Rasulullah dalam keadaan lapar sekali. Aku pun bertanya kepada isteriku kalau ada apa-apa yang boelh dimasak untuk Rasulullah. Kata isteriku, "Kita cuma ada segantang gandumd an seekor kambing sahaja."

Lalu aku pun menyemeblih kambing itu sedang isteriku mengadunkan roti. Setelah selesai, aku pun pergi menjemput Rasulullah dan beberapa orang sahabat. Mendengarkan jemputan ini, Rasulullah lalu menghebahkannya kepada semua tentera Khandak.

Bilangan mereka hampir 1000 orang, sedangkan makanan yang Jabir sediakan hanya untuk beberapa orang sahaja. Jabir menjadi gelisah, tetapi sebelum pulang, Rasulullah berpesan kepada Jabir, "Jangan kamu turunkan kualimu dan jangan kamu masak dahulu roti itu sebelum aku datang."

Beberapa lama kemudian, Rasulullah pun sampai. Aku dan isteriku merasa resah dan pasti kami akan mendapat malu di hadapan Rasulullah dengan makanan yang sedikit ini.

Maka aku pun mengeluarkan roti itu lalu diberkati oleh Rasulullah, begitu juga dengan daging dan kambingnya. Rasulullah berkata kepada isteriku, "Dapatkan seorang tukang roti untuk membantumu, kemudian ceduklah kuah itu dari tempatnya.

Setelah siap, lalu makanlah semua yang datang dengan cukupnya malahan mereka makan dengan kenyang. Aku (Jabir) bersumpah dengan nama Allah, setelah mereka semua pulang, kualiku masih penuh seperti sediakala begitu juga dengan rotinya.

Monday, May 24, 2010

ABU SHALIH DAN ABU SALIH



Diceritakan bahawa seorang ulama bernama Nashr sakit, lalu seorang temannya yang bernama Abu Shalih datang menziarahinya. Kedua-dua orang itu sama-sama alim. Dalam kesempatan menggembirakan si sakit, Abu Shalih tidak lupa mendoakan dan memberi semangat kepada temannya itu.

"Masahallahu ma bika (semoga Allah menyembuhkan penyakitmu)" kata Abu Shalih.

"Katakan mashahallahu, yakni dengan huruf shad bukan sin." kata Nashr, yang ertinya semoga Allah melenyapkan (menyembuhkan) penyakitmu.

"Mana boleh. Kalau sin ditukar dengan shad akan menjadi seperti shirat (jalan) dan shaqar (memukul)." kata Abu Shalih. Shaqar juga menunjukkan nama neraka.

Nashr tidak mahu bercakap banyak lalu menegur: "Kalau begitu namamu bukan Shalih tapi Salih."

Mendengar itu, Abu Shalih diam dan merasa malu akibat perkataannya sendiri. Maklumlah...Shalih bermakna orang yang baik sedang Salih bermakna tukang membuang kotoran atau dengan kata lain tukang korek tandas.

Sunday, May 23, 2010

HAKIM YANG BIJAK



Seorang wanita dermawan yang sudah berumur telah memberi seekor kambing kepada Luqmanl Hakim. Dia meminta Luqman menyembelih kambing itu dan berpesan "Berilah bahagian yang terburuk darinya untuk saya makan."

Setelah Luqman menyembelih kambing itu, dia pun menghantarkan hati dan lidahnya kepada wanita tersebut.

Beberapa hari kemudian, wanita itu memberikan lagi seekor kambing untuk disembelih. Kali ini dia berpesan untuk memberinya sebahagian yang terbaik dari kambing itu. Setelah disembelih, Luqman pun menghantarkan hati dan lidah juga kepada wanita itu.

Wanita itu kehairanan dan bertanya kepada Luqman, "Mengapakah tuan menghantar lidah dan hati kepada saya, sedangkan saya meminta bahagian yang terburuk. Dan mengapakah kedua-duanya juga dihantarkan kepada saya ketika saya memesan menghantarkan bahagian yang terbaik?"

Luqman menjawab, "Hati dan lidah sangat baik ketika baiknya, dan apabila keduanya jahat, maka sangatlah buruknya!" Mendengarkan jawaban yang bijaksana itu, wanita itu lalu memahami maksud Luqman. Sebabnya hati dan lidah adalah pokok segala kebaikan. Begitu juga sebaliknya, dari hati dan lidah juga lahir segala kejahatan dan keburukan. Oleh itu, hati dan lidah adalah punca segala kebaikan dan kejahatan.

Thursday, May 20, 2010

LAKNAT KUDA




Suatu hari, Abdullah bin Al-Mubarak pergi ke pasar. Dia telah melihat seekor kuda dijual dengan harga 40 dirham. "Alangkah murahnya kuda ini." katanya.

"Tetapi ada cacatnya," sahut pembeli yang lain.

"Apakah kecacatan kuda ini?" tanya Abdullah.

"Tidak boleh mengejar musuh dan tidak boleh lari dari musuh. Ia akan duduk tetap di tempatnya." ujar pembeli menghina kuda yang murah itu.

"Kalau begitu, kuda ini sungguh bernilai" kata Abdullah sambil berlalu dari situ.

Kuda hina yang dianggap bernilai oleh Abdullah itu akhirnya dibeli oleh anak muridnya. Ketika berlaku perang, dai maju ke medan dengan menunggang kuda itu dan ternyata, ianya berfungsi dengan baik sekali.

Mendengar berita itu, Abdullah bertanya muridnya, "Sudahkah engkau mencuba kecacatannya?"

Dengan jujur, muridnya menjawab, "Betul kuda itu sebagaimana yang tuan guru ceritakan. Ketika saya membeli kuda itu, saya membisikkan ke telinganya 'Hai kudaku, sesungguhnya aku telah bertaubat meninggalkan dosa, maka hari ini, kau harus meninggalkan cacat celamu," kata murid itu. Mendengarkan bisikannya itu, kuda itu menggerak-gerakkan kepala seolah-olah menjawab, "Aku telah meninggalkan dosa,"

Kepada gurunya, murid itu meneruskan cerita, "Di sini aku mengerti bahawa cacat cela itu bukan datang dari kuda, tetapi datang dari pemiliknya. Akibatnya orang kafir itu harus turun dari kudanya. Orang yang zalim seperti juga orang kafir, akan dilaknati oleh kudanya."

Kepada gurunya, murid itu menghuraikan firman Allah dalam surah Hud ayat 8 yang bermaksud : "....ingatlah, kutukan Allah akan ditimpa pada orang-orang yang zalim,"

Dalam ayat tersebut dikatakan, apabila Allah melaknati orang-orang zalim, seluruh miliknya termasuk kudanya akan sama dilaknatinya. Tak hairanlah jika kuda itu ikut melaknati tuannya yang zalim dan kafir itu. Begitu juga laknat yang menimpa orang munafik dan takabbur, sehingga terpaksa mengalah dan turun dari kuda tungganggannya.

Wednesday, May 19, 2010

BONUS AMAL SOLEH DI DUNIA



Alkisah, tiga orang sahabat pernah bermalam di sebuah gua dalam suatu perjalanan musafirnya. Tiba-tiba sebuah batu gunung yang besar jatuh persis di hadapan pintu gua itu. Apa daya, mulut gua yang tadinya terbuka kini tertutup rapat. Tiga sahabat ini berusaha untuk mendorong batu, tetapi tenaga mereka tidak mampu untuk menggesernya walau sedikit. Mereka hampir-hampir putus asa lantaran tidak menemukan jalan keluar yang boleh menyelamatkan nyawa mereka.

Salah seorang dari mereka kemudian berkata, "Apakah kita pernah melakukan suatu amal kebajikan besar sepanjang hidup? Apabila pernah, kita mhon saja dari Allah ganjarannya boleh diberikan segera biar kita boleh sela dari malapetaka ini."

Mereka berusaha untuk mengingat-ingat amal kebajikan besar apa yang pernah dilakukan sepanjang hayatnya. Kerana mungkin dengan cara seperti ini, Allah berkenan untuk menyelamatkan mereka dari maut yang tidak dikehendakinya itu.

Yang pertama berkata dalam doanya, "Illahi, dahulu aku punya orang tua. Ku pelihara mereka dari anak isteriku seklipun. Bahkan aku tidak akan menyentuh makanan sebelum tangan kedua mereka yang menyentuhnya. Illahi suatu hari aku pulang larut malam kerana mencarai nafkah. Ku dapati kedua orang tuaku, isteriku dan anak-anakku sudah tertidur. Kusiapkan makanan mereka dan ku hidangkan untuk kedua orang tuaku. Aku tidak mahu membangunkan tidur mereka kerana khuatir mengganggu. Kutunggui mereka sampailah fajar terbit. Anak-anakku menangis dan bergelentangan di kakiku meminta makanan. Tapi, ya Rabbi, aku tidak beri mereka makanan itu sampailah kedua orang tuaku bangun dan memakannya. Illahi, apabila yang ku lakukan itu semata-mata keranan wajah-Mu dan ada nilainya di sisi-Mu, maka selamatkanlah kami dari bencana ini."

Tiba-tiba dengan batu gunung yang besar itu, dengan kuasa Allah bergeser sedikit dari tempatnya. Namun, mereka masih belum boleh keluar dari sana.

Yang kedua berdoa, "Allahumma, ya Allah, dahulu aku punya seorang sepupu perempuan. Aku sangat mencintainya. Suatu hari aku berniat jahat padanya, tetapi dia menolak. Selang berapa tahun kemudian, dia mendatangiku. Ku berikan padanya wang seratus dua puluh dinar dengan syarat dia mahu melayaniku. Ketika aku akan menyentuhnya, dia berkata padaku, 'ittaqullah, takutlah kamu pada Allah. Tiada berhak seseorang menyentuh wanita lain kecuali isterinya." Aku lari meninggalkannya padahal dia adalah wanita yang paling ku cintai. Aku juga tidak mengambil kembali wang yang telah ku berikan padanya. Illahi ya Rabbi, apabila yang ku lakukan itu ada nilainya di sisi Mu, maka selamatkanlah kami dari tempat ini."

Tiba-tiba dengan kuasa Allah batu raksasa itu bergeser lagi sedikit. Akan tetapi, mereka masih belum boleh keluar.

Yang ketiga berdoa, "Ya Allah ya Rabbi. Dahulu aku ada banyak pekerja. Setiap saat ku bayar gaji mereka dengan penuh. Suatu hari salah seorang dari mereka tidak datang untuk mengambil gajinya. Ku simpan wangnya dan ku jadikan modal usaha sampai akhirnya ia berkembang. Kemudian dia datang untuk meminta gajinya. Ku katakan padanya bahawa binatang-binatang ternak yang ada, unta, sapi, kambing, dan hamba-hamba sahaya itu adalah milikmu. Semula dia tidak percaya, tetapi setelah aku jelaskan di ambil semua miliknya dan tidak sedikit pun dibiarkannya untuk ku. Ya Allah ya Rabbi, apabila yang ku lakukan itu ada nilainya di sisi-Mu, maka selamatkan kami dari tempat ini."

Dengan kuasa Allah, batu gunung yang besar itu akhirnya bergeser lagi. Akhirnya mereka keluar dan selamat dari bencana besar itu.

Mengomentari cerita ini, Ibnu Hajar berkata, "Jika bertawasul dengan amal soleh dan amal kebajikan boleh bermanfaat, apa lagi bertawasul dengan tokoh-tokoh amal soleh."

Tuesday, May 18, 2010

MENGKEBUMIKAN BABI HUTAN



Seorang kanak-kanak datang mengadap Rasulullah SAW sambil menangis. Hal itu menghairankan Rasulullah yang sedang duduk bersama sahabat-sahabatnya.

"Mengapa engkau menangis anakku?" tanya Rasulullah.

"Ayahku telah meninggal, tapi tidak seorang pun datang melawat. Aku tidak mempunyai kain kafan. Siapakah yang akan memandikan ayahku dan mengkebumikannya? tanya anak itu.

Lalu, Nabi menyuruh Abu Bakar dan Umar pergi melihat jenazah tersebut. Kedua mereka amat terkejut setelah melihat mayat itu sudah bertukar menjadi babi hutan. Mereka pun segerea pergi memberitahu Rasulullah.

Maka, Rasulullah datang sendiri ke rumah anak itu. Baginda berdoa kepada Allah sehingga babi hutan itu bertukar menjadi jenazah manusia. Kemudian, Rasulullah menyembahyangkan jenazah tersebut. Ketika jenazah itu hendak dikebumikan, ia berubah menjadi babi hutan semula.

Melihat kejadian itu, Rasulullah bertanya kepada kanak-kanak tersebut, apakah yang dilakukan oleh ayahnya sewaktu hidupnya.

"Ayahku tidak pernah mengerjakan solat sepanjang hidupnya," jawab anak itu. Kemudian Rasulullah bersabda keapda para sahabatnya. "Para sahabat lihatlah sendiri. Begitulah akibatnya, bila orang meninggalkan solat selama hidupnya. Ia akan menjadi babi hutan di hari kiamat."

Monday, May 17, 2010

SEDEKAH YANG PALING MURAH



Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu,"Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki , Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.Sebagaimana kata Rasulullah,"Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."Namun demikian tidak berarti Islam mengajarkan kemewahan. Islam justeru menganjurkan kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, merias tubuh maupun dalam sikap hidup sehari-hari. Nabi sendiri jubahnya seringkali sudah luntur warnanya tapi senantiasa bersih. Umar bin Khattab walaupun jawatannya kalifah, pakaiannya sangat sederhana dan bertambal-tambal. Tetapi keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah, wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang."Anda ingin beramal soleh...?

Thursday, May 13, 2010

Cantik Yang Dilaknat Allah




Salam serta selawat ke atas Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam, ahli keluarga baginda serta salam kepada para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini.




Rasulullah SAW menggambarkan keindahan agama yang dibawanya dapat difahami daripada sebuah hadis yang bermaksud, “Sesungguhnya Allah itu cantik dan

Tuesday, May 4, 2010

Orang Miskin Membina Masjid




Di sebuah kawasan Al-Fateh, di pinggiran kota Istanbul ada seorang yang wara’ dan sangat sederhana, namanya Khairuddin Afandi. Setiap kali ke pasar ia tidak membeli apa-apa. Saat merasa lapar dan ingin makan atau membeli sesuatu, seperti buah, daging atau manisan, ia berkata pada dirinya: Anggap saja sudah makan yang dalam bahasa Turkinya “ Shanke Yadem” .

Monday, May 3, 2010

Mengapa Di Binkan Ibu




WAHAI Rusman bin Kamariah. Segala nikmat dan kelazatan hidup dalam dunia ini adalah palsu belaka, hanya untuk sementara waktu sahaja. Wahai Rusman bin Kamariah! Ingatlah bahawa daripada tanah kamu dijadikan, ke dalam tanah jua kamu dimasukkan, dan daripadanya juga kamu dikeluarkan.

Sunday, May 2, 2010

TENTANG KIAMAT




        Setelah semua mahkluk yang bernyawa dialam nyata ini mati dan hancur binasa Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniupkan angin Sangakala yang hebat itu untuk menghidupkan semula semua mahkluk yang sudah mati Israfil meniup dan berteriak dengan sekuat-kuatnya: "Wahai nyawa yang telah keluar dari badan, tulang-tulang yang telah reput luluh, tubuh yang telah buruk, urat yang telah putus berkecai, kulit-kulit yang telah pecah hancur, rambut-rambut yang telah luruh! 

Saturday, May 1, 2010

KISAH NERAKA JAHANAM



Dikisahkan dalam sebuah hadist bahawa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hitam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu

“Jika roh telah keluar dari tubuh manusia dan telah lewat tiga hari, maka roh itu berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku sehingga aku berjalan dan melihat tubuhku yang dahulu aku berada di dalamnya.” Maka Allah memperkenankan kepadanya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat kepadanya dari jauh. Kedua lubang hidungnya dan mulutnya mengalir darah. Maka ia menangis dengan suatu tangisan yang cukup lama. Lalu ia merintih, aduuuh hai tubuhku yang miskin, wahai kekasihku. Ingatlah akan hari kehidupanmu. Rumah ini adalah rumah serigala, bala bencana, rumah yang sempit, rumah kesusahan dan penyesalan. Setelah lewat lima hari roh berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku untuk melihat tubuhku.” Maka Allah memperkenankannya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat dari jauh. Dan mengalirlah kedua lubang hidung dan mulutnya berupa air nanah. Firman Allah SWT bermaksud: “Mereka tidak dapat berbicara pada hari roh (Jibril atau ruhul qudus) dan para malaikat berdiri dengan b

“Jika roh telah keluar dari tubuh manusia dan telah lewat tiga hari, maka roh itu berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku sehingga aku berjalan dan melihat tubuhku yang dahulu aku berada di dalamnya.” Maka Allah memperkenankan kepadanya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat kepadanya dari jauh. Kedua lubang hidungnya dan mulutnya mengalir darah. Maka ia menangis dengan suatu tangisan yang cukup lama. Lalu ia merintih, aduuuh hai tubuhku yang miskin, wahai kekasihku. Ingatlah akan hari kehidupanmu. Rumah ini adalah rumah serigala, bala bencana, rumah yang sempit, rumah kesusahan dan penyesalan.     Setelah lewat lima hari roh berkata: “Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku untuk melihat tubuhku.” Maka Allah memperkenankannya. Lalu ia datang ke kuburnya dan melihat dari jauh. Dan mengalirlah kedua lubang hidung dan mulutnya berupa air nanah.
Firman Allah SWT bermaksud:
Mereka tidak dapat berbicara pada hari roh (Jibril atau ruhul qudus) dan para malaikat berdiri dengan berbaris.
( An-Naba’: 38)

    Disebutkan dalam satu keterangan, bahawa yang dimaksud roh itu adalah rohnya anak Adam (manusia), dan keterangan yang lain mengatakan bahawa roh itu adalah rohnya malaikat Jibril as. Juga ada keterangan yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya Nabi Muhammad SAW yang berada di bawah Arasy, ia minta izin dari Allah di malam Lailatul Qadar untuk turun memberikan salam penghormatan kepada seluruh mukminin dan mukminat dan roh itu berjalan melalui mereka.
    Ada pula yang menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya para kerabat yang sudah mati, mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, semoga Engkau memperkenankan kami untuk turun ke rumah-rumah kami, sehingga kami melihat anak-anak kami dan ahli-ahli kami. Maka roh-roh itu turun pada malam Lailatul Qadar.
    Sebagaimana Ibnu Abbas ra mengatakan: “Jika datang Hari Raya, hari Asyura’, hari Jumaat yang pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, Lailatul Qadar, dan malam Jumaat, roh-rohnya para mayat semua keluar dari kubur mereka dan mereka semua berdiri di pintu-pintu rumahnya seraya berkata: “Belas kasihanlah kamu semua kepada kami di malam yang berkah ini dengan sedekah satu suap, sebab kami memberikan sedekah. Jika kalian bakhil dengan sedekah, dan kamu sekalian tidak mahu memberikannya, maka hendaklah kalian mengingat kami dengan bacaan surah Al-Fatihah di malam yang penuh keberkahan ini.
    Adakah seorang telah belas kasihan kepada kami, apakah dari salah seorang ada yang mengenangkan ratapan kami wahai orang yang menempati rumah-rumah kami, wahai orang yang menikmati wanita (isteri kami), wahai orang yang berdiri memperluas mahligai kami yang sekarang kami dalam kesempitan kubur kami, wahai orang yang membagi harta benda kami, wahai orang.yang menyiakan anak yatim kami. Adakah salah seorang dari kamu sekalian ada yang mengenang perantauan kami? Buku amal kami dilipat dan kitab amal kalian dibuka. Dan bukanlah bagi mayat yang berada dalam liang kubur melainkan pahalanya. Maka janganlah kalian melupakan kami dengan sebuku rotimu dan doamu, sebab kami orang-orang yang berhajat kepada kamu sekalian, selama-lamanya.
    Jika mayat memperoleh sedekah dan doa dari mereka maka ia kembali dengan riang gembira, dan jika ia tidak memperoleh maka ia pulang dengan sedih dan duka serta terhalang, dan putus asa dari mereka.
Telah diterangkan, bahawasanya roh dalam perkumpulan haiwan tidak dalam seluruh tubuh, tapi ia dalam satu bahagian dari beberapa bahagian yang tidak dapat ditentukan dengan dalil. Bahawasanya seorang dilukai dengan luka-luka yang banyak maka ia tidak mati. Dan ia dilukai dengan luka-luka satu maka ia menjadi mati. Sebab luka itu jika menimpa pada tempat di mana roh bertempat di mana roh di dalamnya, dan bahawasanya roh bertempat pada seluruh tubuh dan bahawasanya mati itu dalam seluruh tubuh, maka Firman   Allah SWT menunjukkan:
Katakanlah: “la akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama.”

(Yaa Siin: 79)
    Jika dikatakan, apakah bedanya antara roh dengan rawan? Maka kita katakan hahwa keduanya adalah satu. Keduanya tidak ada perbedaan, sebagaimana tubuh serta tangan adalah menjadi satu. Cuma kalau tangan dapat bergerak kesana kemari tapi kalau tubuh sama sekali tidak bergerak. Demikian pula rawan kesana kemari tapi sama sekali tidak bergerak.     Kemudian mengenai tempatnya roh di dalam tubuh tidak dapat ditentukan. Adapun tempatnya rawan di antara kedua alis. Maka jika roh itu hilang seorang hamba menjadi mati, dan jika rawan hilang ia menjadi tidur. Sebagaimana air yang dituangkan qas’ah dan ditaruh di rumah ada matahari yang sinarnya melalui lubang atap dan qas’ah itu tidak bergerak dari tempatnya.
    Maka demikian halnya roh bertempat di dalam tubuh dan pusatnya berada di Arasy. Adapun rawan melihat dikala bermimpi dan ia berada di alam malakut.
    Adapun tempatnya roh setelah dicabut, ada diterangkan bahawa tempatnya disengkala yang didalamnya terdapat lubang sejumlah bilangan haiwan-haiwan yang dijadikan sampai hari kiamat. Jika ia mendapat kenikmatan berada di situ dan jika mendapat azab maka di situ pula.
    Ada disebutkan bahawa roh-roh para mukminin berada dalam telur burung yang hijau di syurga iliyyin, adapun rohnya orang-orang kafir berada dalam telur burung yang hitam di neraka. Dan ada dikatakan bahawa rohnya para mukminin ketika dicabut, maka para malaikat rahmat sama mengangkat membawa naik roh ke langit yang tujuh dengan memuliakan dan mengagungkan. Kemudian dipanggil Zat pemanggil dari sisi Allah yang Rahman: “Hendaklah kamu semua menulis roh itu dalam Illiyyin lalu kembalikanlah ke bumi.”
    Maka mereka mengembalikan roh seorang mukmin ke dalam tubuhnya dan ia dibukakan pintu syurga, ia melihat tempatnya di syurga sampai datangnya hari kiamat.
    Dan bahawasanya rohnya orang-orang kafir sewaktu dicabut maka para malaikat azab sama membawa naik roh itu ke langit dunia. Maka ditutuplah pintu-pintu langit yang lain dan ia diperintah mengembalikan ke tempat berbaring tubuhnya, kuburnya disempitkan dan ia dibukakan pintu neraka. Oleh kerananya ia melihat tempat kediamannya kelak sampai datangnya hari kiamat. Dalam hal ini sebagaimana pernah disabdakan Nabi SAW, sehingga bahawasanya mereka mendengar suara sandal-sandal kalian, hanya saja mereka terhalang dari berkata.
Sebahagian Hukama’ ditanya tentang tempat roh-roh setelah mati, maka ia menerangkan sebagai berikut:
    1.  Bahawasanya roh-roh para Nabi berada dalam Syurga Adn, ia berada dalam liang yang menyenangkan tubuhnya. Adapun tubuh bersujud kepada Tuhannya. 2.  Roh-roh para Syuhada berada di  syurga Firdaus, pada tengahnya syurga itu berada dalam telih burung yang hijau yang terbang di  syurga sekehendak hatinya. Kemudian datang keqanadil yang digantungkan di Arasy. 3.  Adapun roh-rohnya anak-anak kecil yang Islam berada dalam telih burung pipitnya Syurga. 4.  Roh-rohnya para anak-anak musyrik berputar-putar di syurga dan ia tidak punya tempat, sampai hari kiamat. Lalu mereka melayani para mukminin. 5.  Roh-rohnya orang-orang mukmin yang mempunyai hutang dan aniaya digantung diangkasa. Ia tidak sampai ke syurga dan tidak pula ke langit sampai ia membayar hutangnya dan penganiayaannya. 6.  Roh-rohnya orang-orang Islam yang berdosa diazab dalam kubur beserta tubuhnya. 7.  Roh-rohnya orang-orang kafir dan munafik dalam penjara neraka Jahannam dipintakan diwaktu pagi dan petang.       Dan disebutkan, bahawasanya roh adalah merupakan jisim yang halus. Oleh kerana itu tidak dapat dikatakan jika Allah itu mempunyai roh. Sebab mustahil kalau Allah mempunyai tempat seperti jisim-jisim. Dan dikatakan bahawa roh adalah merupakan sifat dan dikatakan pula kalau ia pecah jadi angin, maka kedua perkataan ini adalah perkataannya orang yang mengingkari adanya seksa kubur.
    Ada diceritakan, bahawasanya seorang Yahudi datang kepada Nabi SAW, maka mereka bertanya kepada baginda  tentang roh dari Ashabi Raqim dan dari Raja Dzil Qarnain. Dengan perdebatan Yahudi itu maka turunlah surah Al-Kahfi.
Dan diturunkan tentang haknya roh adalah Firman Allah SWT.
    Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku.” (Yaa Siin: 79)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...