Wednesday, June 30, 2010

BUKTI PEMBAYARAN MANGGA ADS- PART-2

Salam semua ...seperti mana yang kak mimi dah beritahu pada semua. kini kak mimi nak nak keluarkan kenyataan...Mangga ads ada masukkan earning pada akaun akak...tapi setelah kak mimi sebulan genap join mangga ads nie...itulah hasilnya...boleh lihat sendiri...
Ape pun terima kasih pada cikmin...atas tunjuk ajar dia....oh ya....itu earning sebulan tau....RM 3.33 sen



Hadits 42: Allah Mengampuni Segala Dosa Orang Yang Tidak Berbuat Syirik





HADITS KEEMPATPULUH DUA
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).

Tuesday, June 29, 2010

Nabi Ibrahim Dengan Raja Yang Sombong




D



ari Abu Hurairah Rodhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam hijrah bersama istrinya Sarah. Beliau lalu tinggal di sebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja di antara para raja zhalim, atau oleh seorang penguasa sombong di antara para penguasa sombong.

BUKTI PEMBAYARAN MANGGA ADS

MANGGA ADS -PART-1

               SALAM..pagi selasa yang damai dan ceria buat semua, hari nie dah 29 hari mimi join mangga ads, bukti pembayaran mangga ads adalah 0.38 sen ... em.... ALHAMDULILLAH...mungkin mimi baru lagi dalam mangga nie...jadi...kekurangan tips dan panduan tentang mangga ads.

                Khas buat sahabat dan teman - teman mimi yang mempunyai info atau sebarang maklumat tentang mangga ads nie...harap sangat kongsi disini sebagai rujukan bersama,
Kalau tak de aral melintang...mimi akan post maklumat terkini tentang mangga ads ini...sama ada naik atau turun mimi akn post juga...buat semua sahabat mimi...



Yang memerlukan tunjuk ajar dan panduan..~~~~mimi~~ love you all my friend..

Hadits 41: Menundukkan Hawa Nafsu (Hadits Dhaif)





HADITS KEEMPATPULUH SATU

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ
[حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “
Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih.

Monday, June 28, 2010

Iman, Islam, dan Ihsan




HADITS KEDUA

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  

[رواه مسلم]

Arti hadits / ترجمة الحديث :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.

Sunday, June 27, 2010

Kemenangan dalam Sebuah Pengorbanan

Pada jaman dahulu ada seorang raja, ia memiliki seorang penyihir, ketika penyihir itu telah lanjut usia, ia berkata kepada Raja: “Sesungguhnya aku telah tua dan sebentar lagi kematian akan menjemputku, maka datangkanlah seorang pemuda kepadaku untuk kuajari ia tentang sihir,” maka raja mendatangkan seorang pemuda kepadanya dan penyihir itu mengajarinya sihir.
Diantara penyihir dan raja terdapat seorang pendeta, lalu pemuda itu mendatangi pendeta serta mendengarkan ucapannya, pemuda itupun terkagum-kagum dengan ucapan sang pendeta, yang menyebabkan sang pemuda terlambat menghadap sang penyihir sehingga sang penyihir marah dan memukulnya seraya berkata: “Apakah yang telah menahanmu?,” dan jika pemuda itu datang kepada keluarganya maka ia dipukul oleh keluarganya itu sambil berkata: “Apa yang telah menahanmu?,” kemudian pemuda itu melaporkan kejadian itu kepada pendeta, maka pendeta itu berkata: “Jika penyihir hendak memukulmu maka katakanlah yang menahanku adalah keluargaku dan jika keluargamu yang hendak memukulmu maka katakanlah yang menahanku adalah penyihir.”
Rasululloh shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya: “Pada suatu hari tiba-tiba datang seekor binatang melata yang besar serta menakutkan, binatang itu telah mengurung manusia sehingga manusia tidak bisa keluar dari kurungan itu, maka berkata pemuda itu: “Hari ini saya akan mengetahui siapa yang dicintai oleh Alloh, pendeta itu atau penyihir itu,” Rasululloh shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, yang artinya: “Pemuda itu mengambil sepotong batu dan berkata: “Ya Allah jika pendeta itu lebih Engkau cintai dan Engkau ridhai dari pada penyihir itu, maka bunuhlah binatang ini sehingga manusia terlepas dari kurungannya, “dan pemuda itu melemparkan batu kearah binatang itu, maka binatang itu mati dan terlepas dari kurungan binatang itu, lalu sang pemuda mengabarkan kejadian itu kepada pendeta maka berkatalah sang pendeta: “Wahai anakku sesungguhnya engkau lebih baik dari pada diriku dan sesungguhnya engkau akan mengalami cobaan yang amat besar dan jika engkau mengalami cobaan itu janganlah engkau menunjuk kepadaku, “lalu pemuda itu dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta dan bahkan dia bisa memnyembuhkan manusia dari berbagai macam penyakit.
Raja tersebut mempunyai seorang teman yang tertimpa penyakit buta, lalu teman raja itu mendengar tentang pemuda itu, maka ia datang menemui pemuda degan membawa berbagai macam hadiah, teman raja itu berkata: “Sembuhkanlah aku dari penyakit ini maka milikmu-lah seluruh hadiah-hadiah ini, “maka sang pemuda berkata: “Saya tidak bisa menyembuhkan seseorang, sesungguhnya yang menyembuhkan hanyalah Allah, jika engkau percaya pada Alloh maka aku akan berdo’a kepada Allah untuk menyembuhkannmu, ” lalu teman raja itu beriman kepada Alloh dan sang pemuda berdo’a kepada Alloh maka teman raja itu sembuh dari penyakitnya.”
Kemudian teman raja itu mendatangi raja dan duduk di sisi raja seperti biasanya, maka sang raja berkata kepada temannya:”Wahai Fulan siapakah yang telah menyembuhkan penglihatanmu kepadamu?” maka temannya menjawab: “Tuhanku”, berkata raja:”Sayakah?,” teman raja menjawab:”Bukan, melainkan Tuhanku dan Tuhanmu juga yaitu Alloh,” raja berkata:”Jadi engkau mempunyai Tuhan selain aku?” temannya menjawab:”Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh,” maka sang raja terus menyiksa temannya itu hingga ia menunjuk kepada sang pemuda, maka sang pemuda itu dipanggil kehadapan raja, berkata raja kepada pemuda itu:” Wahai anakku telah sampai kepadaku berita tentangmu bahwa engkau dapat menyembuhkan kebutaan dan penyakit kusta serta penyakit-penyakit lainnya,” pemuda itu berkata:” Saya tidak dapat menyembuhkan seseorang sesungguhnya hanya Alloh yang dapat menyembuhkan.” raja berkata:”Saya?,” pemuda itu menjawab:”Bukan,” “Ataukah engkau mempunyai Tuhan selain aku?” pemuda itu menjawab: “Tuhanku dan Tuhanmu adalah Alloh.”
Maka raja pun menyiksa pemuda itu, pemuda itu terus disiksa hingga dia menunjukkan pendeta itu, maka pendeta itu dibawa kepada raja, dan raja berkata: ” Kembalilah engkau kepada agamamu!,” pendeta itu menolak, maka diletakkan gergaji dilehernya hingga membinasakannya, lalu berkata raja kepada temannya yang dulu buta: “Kembalilah engkau kepada agamamu!,” temannya itu menolak, maka diletakkanlah gergaji dileher temannya itu hingga membinasakannya. Dan berkata raja kepada pemuda: “Kembalilah engkau kepada agamamu!,” pemuda itu menolak, lalu pemuda itu dibawa ke suatu gunung oleh beberapa orang, dan raja berkata: “Jika kalian telah sampai dipuncak gunung itu dan dia belum juga mau kembali kepada agamanya semula maka lemparkanlah pemuda ini dari atas gunung!.”
Maka pergilah mereka, dan ketika mereka telah berada di atas gunung, berkata pemuda itu: “Ya Allah lakukan sesuatu kepada mereka sesuai kehendak-Mu,” maka gunung itu berguncang hingga mereka semua terlempar dari atas gunung, kemudian pemuda itu datang dan menemui raja, maka raja berkata: “Apa yang telah dilakukan oleh teman-temanmu?” pemuda itu menjawab: “Alloh telah menolongku,” kemudian sang raja memerintahkan untuk membawa pemuda itu ketengah laut oleh beberapa orang dengan menggunakan perahu yang panjang lalu sang raja berkata: “Jika kalian telah sampai di tengah laut dan dia belum juga mau kembali kepada agamanya semula maka tenggelamkanlah ia di laut,” lalu pemuda itu berkata: “Ya Alloh lakukan sesuatu kepada mereka sesuai kehendak-Mu,” maka tenggelamlah orang-orang itu semua.
Dan pemuda itu datang menemui raja, maka berkata raja: “telah dilakukan oleh teman-temanmu?” pemuda itu menjawab: “Allah telah menolongku,” kemudian pemuda itu berkata kepada raja: “Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuhku sebelum angkau melakukan sesuatu yang aku perintahkan kepadamu, dan jika telah melaksanakan apa yang aku perintahkan kepadamu itu, maka engkau bisa membunuhku,” berkata raja: “Apakah itu?,” sang pemuda menjawab: “Engkau kumpulkan manusia disuatu tempat terbuka, kemudian engkau salib aku disebatang pohon lalu mengambil satu anak panah dari tempat menyimpan anak panahku, kemudian katakanlah: “Dengan nama Alloh Tuhan pemuda ini,” jika engkau melakukan itu maka engkau dapat membunuhku,” maka sang raja melaksanakan perintah itu, dan dengan membaca: “Dengan nama Alloh Tuhan pemuda ini,” ia melepaskan anak panah dari busurnya hingga anak panah menancap pada pelipis matanya, lalu pemuda itu meletakkan tangannya pada tempat menancapnya anak panah dan mati, maka saat itu pula orang-orang yang berkumpul percaya (beriman) kepada Tuhan pemuda ini.
Maka dikatakanlah kepada raja itu: “Tahukah engkau sesungguhnya engkau tidak berhati-hati?,” lihatlah semua manusia telah beriman, maka raja memerintahkan untuk membuat parit-parit kemudian dinyalakan api, lalu raja berkata: “Barangsiapa yang tidak mau kembali kepada agamanya semula maka masukkanlah mereka ke dalam parit itu,” Rasululloh Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Mereka saat itu saling dorong untuk masuk ke dalam parit itu, hingga seorang wanita beserta anak bayinya yang masih menyusui, seakan-akan wanita itu hendak mundur dari api itu, maka bayinya berkata kepadanya: “Bersabarlah engkau wahai ibuku, karena sesungguhnya engkau dalam kebenaran.”

Saturday, June 26, 2010

Kebohongan Kisah Cinta Nabi Dengan Zainab Binti Jahsy

Ada sekelompok orang yang tidak mengetahui cara menempatkan kedudukan Rasul shallAllohu ‘alaihi wasallam sebagaimana layaknya. Beranggapan bahwa Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam tak luput dari penyakit ini. Konon, sebabnya ialah tatkala beliau melihat Zainab binti Jahsy, seraya berkata kagum, “Maha suci Rabb yang membolak-balik hati.” Sejak itu Zainab binti Jahsy mendapat tempat khusus di dalam hati Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam.
Oleh karena itu beliau berkata kepada Zaid bin Haritsah, “Tahanlah ia di sisimu hingga Alloh  Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat, yang artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Alloh telah melimpahkan rahmat kepadannya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Alloh-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya); Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah pasti terjadi” (QS: Al Ahzab: 37).Sebagian orang beranggapan, ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi shallAllohu ‘alaihi wasallam. Bahkan sebagian penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para nabi dan menyebutkan kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi karena kejahilannya terhadap Al Qur’an dan kedudukan para Rasul. Hingga memaksakan kandungan ayat dengan apa yang tidak layak dikandungnya. Menisbatkan perbuatan Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam, yang seolah Alloh Subhanahu wa Ta’ala  menjauh dari diri Beliau.
Padahal kisah sebenarnya, bahwasanya  Zainab binti Jahsy adalah istri Zaid ibn Haritsah (bekas budak Rosululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam) yang diangkatnya sebagai anak dan dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibanding Zaid. Oleh sebab itu Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam minta saran untuk menceraikannya. Maka Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam menasehatinya agar tetap memegang Zainab. Sementara Beliau pun tahu, bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau takut akan cemoohan orang-orang jika mengawini wanita bekas isteri anak angkatnya. Inilah yang disembunyikan Nabi shallAllohu ‘alaihi wasallam dalam dirinya. Rasa takut inilah yang terjadi dalam dirinya. Oleh karena itu Alloh menyebutkan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut. Sambil menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang Alloh Subhanahu wa Ta’ala halalkan baginya. Sebab Alloh lah yang seharusnya ditakuti. Jangan sampai Beliau takut berbuat sesuatu hal yang Alloh halalkan karena takut gunjingan manusia. Setelah itu Alloh memberitahukan bahwa Alloh Subhanahu wa Ta’ala langsung yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya. Agar Beliau menjadi contoh bagi umatnya mengenai bolehnya menikahi bekas isteri anak angkat. Adapun menikahi bekas isteri anak kandung, maka hal ini terlarang sebagaimana firman Alloh, yang artinya: “(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu).” (QS: An Nisa’: 23).
Alloh Subhanahu wa Ta’ala Berfirman dalam surat lain, yang artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu.” (QS: Al Ahzab: 40).
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman di pangkal surat ini, yang artinya: “dan  Dia tidak menjadikan anak-anak angkat kalian sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.” (QS: Al Ahzab: 4).
Perhatikanlah bagaimana pembelaan terhadap Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam ini, dan bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya. Wabillahit taufiq.
Tidak dipungkiri bahwa Rasululloh shallAllohu ‘alaihi wasallam sangat mencintai isteri-isterinya. Aisyah adalah isteri yang paling Beliau cintai. Namun cintanya kepada Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat menyamai cintanya yang tertinggi, yakni cinta kepada Rabb-nya. Dalam hadits shahih, Beliau bersabda, yang artinya: Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih dari salah seorang penduduk bumi, maka aku akan menjadikan Abu Bakr (sebagai kekasih). (HR: Al-Bukhari 7/15, Muslim 2384)

Friday, June 25, 2010

Kelebihan Hari Jumaat



Hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah yang bermaksud: “Jumaat dinamakan sebagai ‘Saidul aiyam’ iaitu penghulu segala hari (hari yang sebaik hari).” Daripada Abu Hurairah katanya, Rasulullah bersabda, maksudnya: “Sebaik-baik hari yang terbit matahari ialah Jumaat, pada hari itulah, Adam a.s. diciptakan dan pada hari itulah juga dia dikeluarkan dari syurga. “Pada hari Jumaat juga kiamat akan berlaku. Pada hari itu tidaklah seorang yang beriman meminta sesuatu daripada Allah melainkan akan dikabulkan permintaannya.” (Hadis riwayat Muslim). Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda yang bermaksud : “Hari yang dijanjikan ialah hari kiamat, hari yang disaksikan ialah hari Arafah dan hari yang menyaksikan ialah hari Jumaat. Matahari tidak terbit dan tidak terbenam pada mana-mana hari yang lebih mulia dan afdal daripada hari Jumaat.“Pada hari itu terdapat suatu masa di mana seorang hamba mukmin apabila meminta (berdoa) kepada Allah sesuatu kebaikan melainkan Allah memakbulkan doanya atau ia meminta Allah melindunginya daripada sesuatu kejahatan melainkan Allah melindunginya daripada kejahatan.” (Hadis riwayat Tirmizi).
Ada yang berpendapat waktu doa makbul pada hari Jumaat ialah selepas Asar (akhir waktu Asar) dan ada yang berpendapat ia di antara dua khutbah Jumaat.
Hadith Jabir ra: Maka peganglah erat-erat akhir dari waktu tersebut jatuh setelah Asar. (Abu Daud, anNasa’iy dan alHaakim).
Hadith Abu Burdah yg dikeluarkan oleh Muslim dalam sahihnya, Nabi saw bersabda: (waktu ijabah) itu antara duduknya Imam sampai salat dilaksanakan.
Sabda rasulullah s.a.w.: Solat lima waktu (sehari semalam) dan jumaat hingga jumaat merupakan penebus-penebus dosa (ketika itu) selama tidak dikerjakan dosa-dosa besar. (Muslim)
Sabda Baginda yang maksudnya :“Sesiapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian dia (pergi ke masjid) untuk menunaikan Jum‘at, lalu mendengar dan tidak bercakap (ketika khutbah dibacakan), maka diampuni dosa-dosanya yang ada di antara hari Jum‘at itu dan hari Jum‘at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi. Dan sesiapa yang bermain-main dengan anak-anak batu (ketika khutbah) telah berbuat sia-sia”.
(Hadis riwayat Muslim)

Thursday, June 24, 2010

Kisah Seorang Wanita dengan Ubaid bin Umair

Abul Faraj dan yang lainnya menceritakan bahwa, ada seorang wanita cantik tinggal di Mekkah. Ia sudah bersuami. Suatu hari ia bercermin dan menatap wajahnya sambil bertanya kepada suaminya: “apakah menurutmu ada seorang laki-laki yang setelah melihat wajahku, ia tidak akan tergoda ?” sang suami menjawab ” Ada !” si istri bertanya lagi, “siapakah dia?” sang suami menjawab, “Ubaid bin Umair” si istri berkata kepada suaminya “ijinkan aku untuk menggodanya”. “silahkan” jawab sang suami, “aku telah mengijinkanmu”.

Maka wanita itu mendatangi Ubaid seperti layaknya orang yang sedang meminta fatwa. Kemudian si wanita membawanya ke ujung masjidil Haram dan menyingkapkan wajahnya yang bagai kilauan cahaya rembulan. Maka Ubeid berkata kepadanya, wahai hamba Alloh, tutuplah wajahmu. Si wanita menjawab, “aku sudah tergoda olehmu”. Beliau menanggapi, “baik, saya akan bertanya kepadamu tentang satu hal, apabila engkau menjawabnya dengan jujur, aku akan perhatikan keinginanmu.” Si wanita menjawab, “saya akan menjawab setiap pertanyaanmu dengan jujur” Beliau bertanya seandainya, “seandainya sekarang ini malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, apakah engkau ingin aku memenuhi keinginanmu?” si wanita menjawab, “tentu tidak” beliau berkata, “Bagus, engkau telah menjawab dengan jujur”

Beliau bertanya lagi, “seandainya engkau telah masuk kubur dan bersiap-siap untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” si wanita menjawab, “tentu tidak” beliau berkata, “bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur”

Beliau bertanya lagi, “apabila manusia sedang menerima catatan amal mereka, lalu engkau tidak mengetahui apakah akan menerima dengan tangan kanan atau dengan tangaan kiri, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” si wanita menjawab, “tentu tidak” Beliau berkata, “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur”

Beliau bertanya lagi, “apabila engkau sedang akan melewati Ash shirat (jembatan yang terhampar diatas neraka dan ujungnya adalah surga), sementara engkau tidak tahu apakah akan selamat atau tidak, apakah engkau suka bila sekarang aku penuhi keinginanmu?” siwanita menjawab, “tentu tidak” beliau berkata, “bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur”

Beliau bertanya, “apabila telah didatangkan neraca keadilan, sementara engkau tidak mengetahui apakah timbangan amal perbuatanmu akan ringan atau berat, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” si wanita menjawab, “tentu tidak” Beliau berkata, “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur”

Beliau bertanya lagi, “apabila engkau sedang bersiri dihadapan Alloh untuk ditanya, apakah engkau suka bila sekarang kupenuhi keinginanmu?” si wanita menjawab, “tentu tidak” Beliau berkata, “Bagus, engkau telah menjawabnya dengan jujur”

Beliau lalu berkata, “bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh telah memberikan karuniaNya kepadamu dan telah berbuat baik kepadamu.” Ibnul Faraj berkata, “maka wanita itupun pulang kerumahnya menemui suaminya. Si suami bertanya, “apa yng telah engkau perbuat?” si istri menjawab, “sungguh engkau ini pengangguran (kurang ibadah) dan kita ini semua pengangguran.” Setelah itu si istri menjadi giat sekali menjalankan sholat, shaum dan ibadah-ibadah lain. Konon si suami sampai berkata, “apa yang terjadi antara aku dengan ubeid? Ia telah merubah istriku. Dahulu setiap malam bagi kami bagaikan malam pengantin, sekarang ia telah berubah menjadi ahli Ibadah.

Wednesday, June 23, 2010

Kisah Sang Tukang Sepatu

Ada sebuah tiang di Masjid Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang biasa Muhammad bin Al-Muhandits gunakan untuk shalat dan belajar di malam hari. Pada waktu itu penduduk Madinah mengalami paceklik. Maka merekapun keluar menjalankan shalat Istisqa’. Namun hujan tidak juga turun. Pada malam harinya, seperti biasa beliau shalat Isya’ di Masjid Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu Muhammad bin Al-Muhandits datang mendatangi tiang itu dan menyandarkan tubuhnya di sana (istirahat).

Muhammad bin Al-Muhandits melanjutkan kisahnya: Tiba-tiba datang seorang lelaki berkulit hitam kecoklat-coklatan, mengenakan kain sarung, dan pada lehernya tergantung kain yang lebih kecil lagi. Lelaki itu kemudian mendekati tiang di depanku, sementara (tanpa dia ketahui) aku berada di belakangnya. Kemudian dia shalat dua raka’at lalu duduk seraya berdo’a:”Wahai Rabb-ku. Para penduduk Madinah kota Nabi-Mu telah keluar meminta hujan, namun Engkau tidak juga mencurahkan hujan. Kini aku bersumpah atas nama-Mu, turunkanlah hujan.” Ibnul Muhandits bergumam: “jangan-jangan ini orang gila.”

Ia meneruskan: “Tatkala lelaki itu meletakkan tangannya, tiba-tiba aku mendengar suara guntur, diikuti dengan hujan yang turun dari langit yang menyebabkan diriku berkeinginan kembali ke rumah. Ketika ia mendengar suara hujan, ia segera memuji Alloh dengan berbagai pujian yang belum pernah kudengar yang semacam itu sebelumnya.” Perawi melanjutkan : “Kemudian lelaki itu berkata : “Siapa saya, dan apa kedudukan saya, sehingga doa saya terkabul. Akan tetapi aku tetap berlindung denagn memuji diri-Mu dan berlindung dengan pertolongan-Mu.” Lalu perawi melanjutkan: “kemudian lelaki itu mengenakan kain yang digunakan untuk menyelimuti tubuhnya, lalu kain yang bergantung di punggungnyaia turunkan ke kakinya. Setelah itu ia shalat. Ia terus menjalankan shalatnya, sampai ia merasa akan datang Shubuh. Setelah itu ia melakukan shalat Witir dan shalat sunnah Fajar dua raka’at. Kemudian dikumandangkan iqamat Shubuh, ia turut shalat berjama’ah bersama orang banyak. Akupun turut shalat bersamanya . Setelah imam mengucapkan salam, ia (lelaki hitam) segera bangkit dan keluar masjid. Akupun mengikutinya dari belakang, hingga pintu masjid. Lalu dia mengangkat pakaiannya dan berjalan di air yang tergenang (karena hujan). Akupun ikut mengangkat pakaianku dan berjalan di genangan air. Namun kemudian aku kehilangan jejak.

Pada malam selanjutnya, aku kembali shalat Isya di Masjid Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu aku mendatangi tiang tersebut dan berbaring di sana. Tiba-tiba lelaki itu datang lagi dan berdiri di tempat biasa. Ia menyelimuti tubuhnya dengan kain, sementara kain lainnya yang berada di punggungnya ia selempangkan di kedua kakinya, kemudian melakukan shalat. Ia terus melakukan shalat, sampai ia khawatir kalau datang waktu Shubuh, baru ia melakukan Witir dan dua raka’at sunnah Fajar. Setelah itu iqamat berkumandang. Ia langsung shalat berjama’ah, akupun turut bersamanya. Ketika Imam telah mengucapkan salam, ia keluar. Aku juga keluar mengikutinya. Ia berjalan dengan cepat. Akupun mengikutinya hingga sampai ke salah satu rumah di kota Madinah yang kukenal. Akupun kembali ke masjid.

Setelah terbit matahari, dan aku telah menunaikan shalat (Dhuha). Aku segera keluar mendatangi rumah tersebut. Kudapati dirinya sedang duduk menjahit. Ternyata ia tukang sepatu. Ketika ia melihatku, ia segera mengenaliku. Ia berkata: “Wahai Abu Abdillah, selamat datang. Ada yang bisa kubantu? Anda ingin saya buatkan sepatu?” Aku segera duduk dan berkata : “Bukankah engkau yang menjadi temanku di malam pertama itu?” Rona wajahnya berubah menghitam dan berteriak sambil berkata: “Wahai ibnul Muhandits, apa urusanmu dengan kejadian itu ?” Perawi melanjutkan: “Lelaki itu marah dan akupun segera meninggalkannya.” Aku mengatakan: “Sekarang juga aku keluar dari tempat ini.”

Pada malam ketiga, aku kembali shalat Isya di akhir waktu di Masjid Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemudian menuju tempatku untuk berbaring. Namun lelaki itu tak kunjung datang. Ibnul Muhandits bergumam: “Inna lillahi, apa yang telah aku perbuat?” Pagi harinya, aku duduk di masjid hingga matahari terbit. Kemudian aku keluar untuk mendatangi rumah yang ditempati lelaki tersebut. Ternyata kudapati pintunya terbuka. Dan ternyata rumah itupun sudah tidak berpenghuni lagi. Pemiliki rumah yang ditinggali lelaki itu bertanya kepadaku: “Wahai Abu Abdillah, apa yang terjadi antara anda dengan dirinya kemarin?” Aku balik bertanya: “Apakah gerangan yang terjadi dengannya?” Orang-orang di situ berkata:”Ketika anda keluar dari rumahnya kemarin, lelaki itu segera membentangkan kainnya di tengah ruangan rumahnya. Kemudian ia tidak menyisakan selembar kulit ataupun sepatu. Semuanya dia letakkan dalam kainnya, lalu diangkut. Setelah itu kami tidak tahu lagi ke mana lagi dia pergi.”

Muhammad bin Al-Muhandits berkata: “Setiap rumah yang ada di kota Madinah yang kuketahui pasti kusinggahi untuk mencarinya. Namun aku tidak menemukannya lagi. Semoga Alloh merahmatinya.”

Tuesday, June 22, 2010

Tangisan Seorang Pemimpin Yang Takut Pada Allah

UMAR bin ABDUL AZIZ, Dia seorang hafizh, mujtahid, sangat mendalam ilmunya, zuhud,ahli ibadah dan sosok pemimpin kaum Muslimin yang sejati. Dia juga disebut Abu Hafsh,dari suku Quraisy,Bani Umayyah.

Istrinya, Fathimah pernah berkata, “ Dikalangan kaum laki-laki memang ada yang shalat dan puasanya lebih banyak dari Umar. Tetapi aku tidak melihat seorangpun yang lebih banyak ketakutannya kepada Allah daripada Umar, jika masuk rumah ia langsung menuju tempat shalatnya, bersimpuh dan menangis sambil berdoa kepada Alloh hingga tertidur. Kemudian dia bangun dan berbuat seperti itu sepanjang malam.”

Takkala menyampaikan khutbah terakhirnya, Umar bin Abdul Aziz naik keatas mimbar, memuji Alloh, lalu berkata, “ Sesungguhnya ditanganmu kini tergenggam harta orang-orang yang binasa. Orang-orang yang hidup pada generasi mendatang akan meninggalkannya , seperti yang telah dilakukan oleh generasi yang terdahulu. Tidakkah kamu ketahui bahwa siang dan malam kamu sekalian mengarak jasad yang siap menghadap Allah, lalu kamu membujurkannya di dalam rekahan bumi, tanpa tikar tanpa bantal, lalu kamu menimbunnya dalam kegelapan bumi ?. Jasad itu telah meninggalkan harta dan kekasih-kekasihnya. Dia terbujur dikolong bumi, siap menghadap hisab. Dia tak mampu berbuat apa-apa menghadapi keadaan sekitarnya dan tidak lagi membutuhkan semua yang ditinggalkannnya. Demi Allah, kusampaikanhal ini kepadamu sekalian, karena aku tidak tahu apa yang terbatik didalam hati seorang seperti yang kuketahui pada diriku sendiri “

Selanjutnya Umar bin Abdul Aziz menarik ujung bajunya, menyeka air mata, lalu turun dari mimbar. Sejak itu dia tidak keluar rumah lagi kecuali setelah jasadnya sudah membeku.

Diriwayatkan dari Abdus-Salam, mantan budak Maslamah bin Abdul Malik, dia berkata: “ Umar bin Abdul Aziz pernah menangis, melihat ia menangis, istrinya dan semua anggota keluarganya pun ikut menangis, padahal mereka tidak tahu persis apa pasalnya mereka ikut-ikutan menangis”.

Setelah suasana reda, Fathimah, istrinya bertanya: “Demi ayahku sebagai jaminan, wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat engkau menangis? “ .Umar bin Abdul aziz menjawab, “ Wahai fathimah, aku ingat akan persimpangan jalan manusia takkala berada di hadapan Alloh, bagaimana sebagian diantara mereka berada di sorga dan sebagian lain berada di neraka

Monday, June 21, 2010

Wanita Yang Masuk Neraka Karena Seekor Kucing

Hati yang keras dan tabiat yang buruk bisa menjerumuskan pemiliknya ke dalam Neraka. Hal itu karena ia kosong dari kasih sayang yang membuatnya tidak peduli terhadap apa yang dia lakukan kepada orang lain, maka ia membunuh, memukul dan merusak.

Dengan itu, mereka mencelakakan diri mereka disebabkan oleh apa yang mereka lakukan kepada orang lain. Di antara mereka ada seorang wanita yang diceritakan oleh Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam. Dia mengurung seekor kucing sampai ia mati kelaparan dan kehausan. Karena perbuatan itu dia pun masuk Neraka.

NASH HADITS
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”

Dalam riwayat Bukhari, “Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Dia masuk Neraka karenanya. Dia tidak memberinya makan dan minum sewaktu. Mengurungnya. Dia tidak pula membiarkannya dia makan serangga bumi.”

Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah melihat wanita yang mengikat kucing ini berada di Neraka manakala beliau melihat Surga dan Neraka pada shalat gerhana. Dalam Shahih Bukhari dari Asma binti Abu Bakar bahwa Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Lalu Neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.” Nafi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga bumi.”

Muslim meriwayatkan dari Jabir hadits Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam yang melihat seorang wanita yang mengikat kucing berada di Neraka. Di dalamnya terdapat keterangan bahwa wanita itu berasal dari Bani Israil. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa wanita itu berasal dari Himyar.

TAKHRIJ HADITS
Hadits tentang kucing dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Bad’il Khalqi, bab”Jika lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian” (VI/356), no. 3318. Dan dalam Kitab Ahaditsil Anbiya’, no. 3482. Dan dalam Kitabul Musaqah, bab keutamaan memberi minum, 5/41, no. 2365.

Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar dalam Kitabus Salam, bab ”Diharamkannya membunuh kucing” (4/1760, no. 2242-2243).

Hadits tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat seorang wanita yang mengikat kucing diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitabul Adzan dan Asma’ binti Abu Bakar (2/231, no. 745) dan Kitabul Musaqah Abdullah, keutamaan memberi minum air (5/41) no. 2364.

Adapun riwayat Muslim tentang Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat wanita yang menyiksa kucing terdapat dalam Kitabul Kusuf, bab apa yang diperlihatkan kepada Rasululloh dalam shalat Kusuf, 2/622, no. 904.

PENJELASAN HADITS
Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.

Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Alloh yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Alloh telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.

Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia masuk Neraka. Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa Sallam melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.

PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADITS

1.

Besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang dan menyakitinya dengan memukul dan membunuh. Wanita ini masuk Neraka karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.
2.

Boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika diberi makan dan minum. Jika tidak mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di bumi Alloh yang luas untuk mencari rizkinya sendiri.
3.

Di Akhirat, manusia diadzab sesuai dengan perbuatannya di dunia. Wanita ini diserang oleh seekor kucing di Neraka dengan mencakari tubuhnya.

Sunday, June 20, 2010

Pemuda Yang Bertaubat dengan Taubat Sejati

Imam Malik bin Dinar mengajari kita dalam bagian ini tentang seorang pemuda kecil di waktu haji, dengan bertutur, ‘Ketika kami mengerjakan ibadah haji, kami mengucapkan talbiyah dan berdo’a kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala, tiba-tiba aku melihat seorang pemuda yang masih sangat muda usianya memakai pakaian ihram menyendiri di tempat penyendiriannya tidak mengucap talbiyah dan tidak berdzikir mengingat Allah Subhanallohu wa Ta’ala seperti orang-orang lainnya. Aku mendatanginya dan bertanya mengapa dia tidak mengucap talbiyah? Kemudian dia menjawab,’Apakah talbiyah mencukupi bagiku, sedangkan aku sudah berbuat dosa dengan terang-terangan. Demi Allah! Aku khawatir bila aku mengatakan “labbaik” maka malaikat menjawab padaku,’tiada labbaik dan tiada kebahagian bagimu’. Lalu aku pulang dengan membawa dosa besar’.
Aku berkata kepadanya,’Sesungguhnya kamu memanggil Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.
Dia pun bertanya,’Apakah kamu menyuruhku untuk mengucap talbiyah?’
Aku menjawab,’Ya’
Kemudian dia berbaring di atas tanah, meletakkan salah satu pipinya ke tanah, mengambil batu dan meletakkannya ke pipi yang lain dan mencucurkan air matanya, seraya berucap, ‘labbaik allohumma labbaik’ Sungguh telah kutundukkan diriku kepadaMU, badan telah kuhempaskan di hadapanMU’.
Lalu aku melihatnya lagi di Mina dalam keadaan menangis, dia berkata,’Ya Allah Subhanallohu wa Ta’ala Sesungguhnya orang-orang telah menyembelih kurban dan mendekatkan diri kepadaMU, sedangkan aku tidak punya sesuatu yang bisa kugunakan untuk mendekatkan diri kepadaMU kecuali diriku sendiri, maka terimalah pengorbanan dariku’.
Kemudian dia pingsan dan tersungkur mati. Aku pun memohon kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala agar Dia berkenan menerimanya.

Friday, June 18, 2010

Pemuda Muawiyah Dengan Ibunya

Muawiyah bin Abu Sufyan, kala itu masih anak-anak, bermain bersama temannya, dia menjajarkan mereka dalam barisan yang berhadapan untuk mengadakan peperangan antara dua kelompok itu dengan pedang, tombak dan alat-alat perang lainnya di waktu itu, sebagian mereka membawa tongkat dan pedang kayu sebagai peragaan dari pedang dan tombak.

Dia mulai mengatur dua kelompok “tentara” itu ke kiri, ke kanan dan ke belakang, menetapkan untuk setiap kelompok seorang pemimpin, seperti yang dikerjakan oleh orang tua di medan peperangan besar, kemudian dia memerintahkan untuk memulai peperangan dengan menghadapkan kelompok yang satu dengan yang lain agar menuju pada titik-titik penghempasan dan penyambaran, tempat-tempat menyelinap, pengepungan, serta eksploitasi tempat-tempat yang lain, barangsiapa yang “terbunuh” atau “terkapar” dikeluarkan dari arena pertempuran sehingga kemenangan pada akhir pertempuran menjadi milik pasukan yang lebih banyak sisa anggotanya.
Pertempuran itu diatur pergilirannya di antara perkampungan kabilah, ada seorang dari satu kabilah memperhatikan mereka, dia berujar kepada orang-orang di sekitarnya, ‘Sesungguhnya aku tidak yakin bahwa anak ini (Muawiyah) mampu memimpin keluarganya’. Hindun, Ibu Muawiyah mendengar kata-kata ini pada saat dia ikut mengawasi anaknya bermain, lalu dia berkata, ‘Matinya adalah lebih baik! Sungguh tiada yang mampu memimpin kaumnya kecuali Muawiyah saja
Muawiyah kemudian berujar setelah memperoleh kemenangan terhadap pasukannya atas pasukan lain yang berhadapan dengannya. ‘Tenanglah wahai Ibuku! Aku akan mewujudkan keinginanmu, aku akan memimpin seluruh bangsa Arab dan selain bangsa Arab, aku akan menjadi pemimpin yang disegani di kalangan mereka semua pada suatu hari nanti..’
Sebagaimana yang kita ketahui, di dalam Islam, Muawiyah bin Abu Sufyan menjadi pemimpin bangsa Arab dan selain bangsa Arab, dia menjadi pernah menjadi pemimpin bagi seluruh muslimin.

Thursday, June 17, 2010

Matahari Ditahan Terbenam Untuk Nabi Yusya’ Bin Nun

Nabi Musa ‘alaihis salam memiliki seorang murid yang menemaninya mencari Ilmu. Dia adalah Yusya’ Bin Nun, dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan hikmah kenabian dan mukjizat yang nyata kepadanya. Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat, Nabi Yusya’ bin Nun ‘alaihis salam membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica.

Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat. Nabi Yusya’ dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya.

Suatu hari, mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet dan pekikan takbir, dan dengan satu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam. Hari itu hari Jum’at, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jum’at akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba.

Padahal, menurut syari’at pada saat itu, pada Sabtu dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya’ bin Nun berkata: “Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Alloh Subhanahu wa Ta’ala, begitu pula aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya. Ya Alloh Subhanahu wa Ta’ala, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu!”. Maka Alloh Subhanahu wa Ta’ala menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukkan negeri ini dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).’” (HR: Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhari).

Akhirnya Nabi Yusya’ dan kaumnya berhasil memerangi dan menguasai kota tersebut. Setelah itu Nabi Yusya’ bin Nun memerintahkan kaumnya untuk mengumpulkan harta rampasan perang untuk dibakar. Namun api tidak mau membakarnya. Lalu Beliau meminta sumpah kepada kaumnya. Dan akhirnya diketahui ternyata ada dari kaumnya yang berkhianat dengan menyembunyikan emas sebesar kepala sapi.

Akhirnya orang-orang yang berkhianat mengembalikan apa yang mereka curi dari harta rampasan perang itu. Kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan perang lainnya. Barulah kemudian api mau membakarnya.

Demikian syariat yang dibawa oleh Nabi sebelum Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam. Yaitu tidak boleh mengambil harta rampasan perang. Dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan Syariat Nya dengan memperbolehkan bagi Rasululloh Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam untuk mengambil rampasan perang agar dapat diambil manfaat yang banyak dari harta rampasan perang itu.

Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memerintah mereka dengan Kitab Alloh Subhanahu wa Ta’ala, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Alloh Subhanahu wa Ta’ala saat berumur seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam adalah dua puluh tujuh tahun.

Wednesday, June 16, 2010

BERDO’A KEPADA SELAIN Alloh ADALAH SYIRIK.

BERDO’A KEPADA SELAIN Alloh ADALAH SYIRIK.
 
Firman Alloh Subhanahu waSubhanahu wa Ta’ala :
]ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك، فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين[
“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Alloh, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)” (QS. Yunus, 106).

Tuesday, June 15, 2010

Antara Orang Kaya dengan Anak Kecil di Masjid




Suatu hari ada orang kaya masuk masjid untuk melaksanakan sholat, dia termasuk orang yang saleh, lalu dia melihat seorang anak kecil yang berumur tidak lebih dari dua belas tahun sedang berdiri mengerjakan sholat dengan khusyu’, melakukan ruku’ dan sujud dengan hening dan tenang, tatkala anak itu selesai dari sholatnya mendekatlah si kaya seraya bertanya kepadanya, ”Anak siapakah kamu ?”

Sunday, June 13, 2010

Mengenal Fudhail bin ‘Iyadh


Beliau dilahirkan di Samarqand dan dibesarkan di Abi Warda, suatu tempat di daerah Khurasan. Tidak ada riwayat yang jelas tentang kapan beliau dilahirkan, hanya saja beliau pernah menyatakan usianya waktu itu telah mencapai 80 tahun, dan tidak ada gambaran yang pasti tentang permulaan kehidupan beliau. Sebagian riwayat ada yang menyebutkan bahwa dulunya beliau adalah seorang penyamun, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada beliau dengan sebab mendengar sebuah ayat dari Kitabullah.

Saturday, June 12, 2010

Sekilas Kisah Abdullah bin Al Mubarak Al Hanzhali



Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al-Marwazi lahir pada tahun 118 H/736 M. Ayahnya seorang Turki dan ibunya seorang Persia. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka dan seorang zahid termasyhur. Abdullah bin Mubarak telah belajar di bawah bimbingan beberapa orang guru, baik yang berada di Merv maupun di tempat-tempat lainnya, dan ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M. Banyak karya-karyanya mengenai Hadits, salah satu di antaranya dengan tema “Zuhud masih dapat kita jumpai hingga waktu sekarang ini.” 

Friday, June 11, 2010

KESABARAN NABI AYYUB ‘ALAIHISSALAM



Bulan Ramadhan adalah bulan di mana kesabaran kaum Muslimin diuji, dan salah satu cara untuk meningkatkan dan memperkuat kesabaran adalah dengan membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul yaitu kisah tentang kesabaran mereka dalam menghadapi setiap ujian yang datang kepada mereka. Dan Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang Nabi yang terkenal dengan kesabarannya, maka mari kita simak kisah beliau berikut ini dan semoga kisah ini bisa menambah kesabaran kita. Amiin.
Para ahli tafsir, ahlli sejarah, dan ilmuwan lainnya mengatakan: Ayyub ‘alaihissalam adalah seorang yang mempunyai banyak kekayaan dengan

Nabi Hud Diutus Kepada Kaum 'Ad






A
llah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Hud ‘Alaihissalam kepada Kaum ‘Ad. Kaum ‘Ad merupakan kaum yang pertama menyekutukan Allah dalam hal rububiyyah, tetapi tidaklah mengingkarinya secara total. Penyekutuan mereka, terjadi karena mereka terperdaya oleh kekuatan dan keagungan yang mereka miliki. Mereka juga menyembah berhala dan meyakini bahwa berhala memiliki kemampuan memberikan manfaat dan madharat kepada pemujanya. Kaum ‘Ad kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah banjir bandang pada masa Nabi Nuh ‘Alaihissalam sebagaimana dikatakan oleh Ibnu katsir dalam Qahashul Anbiya’.

Taubatnya Malik bin Dinar -Rohimahullah-





Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.
Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.
Aku sangat mencintai Fathimah. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. 

BIDADARI YANG CANTIK JELITA




Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.

Thursday, June 10, 2010

Kekasih yang selalu di kenang jasanya




Beliau adalah seorang sayyidah wanita sedunia pada zamannya. Dia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci. Sayyidah Quraisy ini dilahirkan di rumah yang mulia dan terhormat kira-kira 15 tahun sebelum tahun fill (tahun gajah). Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai

Tuesday, June 8, 2010

BEKERJA ITU IBADAH

Bekerja bukan hanya kebutuhan, tapi juga kewajiban. Berpahala jika dilakukan, berdosa kalau ditinggalkan. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa seorang lelaki dari kaum Anshar datang menghadap Rasulullah saw dan meminta sesuatu kepada beliau. Rasulullah saw bertanya, “Adakah sesuatu di rumahmu?”

“Ada, ya Rasulullah!” jawabnya, “Saya mempunyai sehelai kain tebal, yang sebagian kami gunakan untuk selimut dan sebagian kami jadikan alas tidur. Selain itu saya juga mempunyai sebuah mangkuk besar yang kami pakai untuk minum.”

Monday, June 7, 2010

KISAH UNTA MEMATAHKAN RANCANGAN ABU JAHAL UNTUK MEMBUNUH RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Setelah pelbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada tolok bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Sunday, June 6, 2010

Kisah Ahli Ibadah dan Pelacur



Diriwayatkan dari Al-Hasan, bahwasannya dia berkata, “Dulu ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik. Dia tidak mau melayani, kecuali jika dibayar 100 dinar. Pada suatu hari ada seorang ahli ibadat melihatnya dan kemudian terpikat olehnya. Laki-laki itu akhirnya pergi mencari pekerjaan guna mengumpulkan sebanyak uang 100 dinar. setelah uang sebanyak itu ia dapatkan, dia pun pergi menemui wanita itu seraya berkata, ” sesungguhnya aku telah tergoda oleh kecantikanmu, karenanya aku lalu pergi mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang 100 dinar”. “Silahkan masuk!” pinta siwanita itu. Orang ahli ibadat itu kemudian masuk kerumahnya. Di rumah wanita pelacur itu mempunyai sebuah tempat tidur terbuat dari emas. Wanita itu lalu duduk ditempat tidurnya seraya berkata,”Ayo cepat!”. Ketika laki-laki tersebut hendak memuaskan hasratnya kepada wanita tadi, seketika itu pun dia ingat akan kedudukan dirinya disisi Allah dan gemetarlah seluruh persendiannya. Laki-laki itu lalu berkata kepada si wanita teman kencannya, ” Biarlah aku keluar meninggalkanmu dan uang 100 dinar itu menjdi hakmu!”.
” Apa yang terjadi kepada dirimu, bukankah kamu telah tergila-gila kepadaku hingga kamu pun memeras keringat untuk mendapatkan uang 100 dinar ? sekarang kamu telah mendapatkan diriku, akan tetapi kamu justru meninggalkanku,” Kata wanita itu kepadanya.
“Ini karena aku takut kepada Allah dan juga atas kedudukanku disisi-Nya. Kamu telah membenciku dan demikian juga kamulah orang yang paling aku benci,” Kata laki-laki itu.
” Jika yang kamu katakan itu benar, aku tidak akan bersuami selain dengan dirimu,” Jawab si wanita kepadanya.
” Biarkanlah aku keluar!” Pinta laki-laki itu.
” Tidak, kecuali bila kamu bersedia menjadi suamiku!” Desak wanita itu.
” Tidak, biarkanlah aku keluar dulu!” Jawab laki-laki tersebut.
” Apa yang membuatmu merasa berat bila aku datang memohon kepadamu untuk menikahi diriku?” Kata wanita tersebut.
” Mungkin saja! ” Jawabnya, sambil mengenakan cadar dengan kain bajunya lalu keluar dari daerah tersebut. Demikian pula dengan siwanita itu ikut keluar seraya bertaubat kepada Allah dan menyesali semua perbuatan yang pernah dilakukannya. Wanita itu terus berjalan hingga akhirnya sampailah dia ketempat asal silaki-laki ahli ibadat itu. siwanita itu lalu bertanya kesana kemari perihal laki-laki ahli ibadat yang pernah mendatanginya. akhirnya jerih payahnya untuk medapatkan laki-laki tersebut membuahkan hasil. Seseorang lalu datang menghadap keoada laki-laki ahli ibadat yang dimaksud wanita tersebut seraya berkata, ” Sesungguhnya sang permaisuri telah datang kepadamu.” Ketika sang ahli ibadat melihat kedatangan wanita itu dia terkejut sambil menjerit dan jatuh dalam rengkuhan tangan siwanita itu. ternyata dia telah meninggal dunia seketika itu juga, siwanita itu lalu bertanya, “Sifulan ini telah meninggalkanku untuk selama-lamanya. apakah dia masih memiliki sanak keluarga?”.
“Saudaranya adalah seorang laki-laki yang miskin”, Jawab mereka yang hadir.
“Jika demikian, aku akan menikah dengannya karena kecintanku kepada saudaranya,” Jawab siwanita itu. Akhirnya siwanita tersebut dinikahkan dengan saudara laki-laki si ahli ibadat itu.
Dan dari hasil pernikahan, oleh Allah dikaruniakan kepada mereka tujuh orang Nabi Allah.”

Saturday, June 5, 2010

KEJUJURAN SEORANG SAUDAGAR PERMATA



Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu.

Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi. Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi.

Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?" Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham." Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara. " kata saudagar Yunus lagi. "Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yagn empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham." Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi.

Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkata saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi. "Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahawa dia dipihak yang benar. Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudarakita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."

Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yagn jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayatkan lima Imam kecuali Imam Nasa'i)

Friday, June 4, 2010

KISAH LUQMAN AL-HAKIM DENGAN TELATAH MANUSIA

 SALAM...DAN SELAMAT HARI JUMAAT YANG CERIA DAN INDAH..
mimi nak bercerita sedikit....begini...............................
Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."

Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu."

Sebaik saja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu."

Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai."

Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

Thursday, June 3, 2010

Mengenal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam

Khamis yang ceria mimi menulis....

Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma’ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.
Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta’ala: “Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (QS. Al-Jin:20)

Allah Ta’ala berfirman “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran:164)
Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah: “Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al Kahfi:11)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: “Pada hari itulah aku dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim)
Nama dan Garis keturunan (Nasab) RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Allah Ta’ala berfirman: “Muhammad adalah Rasulullah.” (QS. Al Fath:29)
Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di atas kedua kakiku, dan saya Al-’Aqib yang tidak ada Nabipun setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dan Allah menamakannya dengan “Raufur Rahim”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenalkan dirinya kepada kita dengan beberapa nama: “Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Muqaffy (Nabi terakhir) dan Al Hasyir, saya Nabi At Taubah, Nabi Ar Rahman.” (HR. Muslim )
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tidaklah kamu heran bagaimana Allah memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencaci dan melaknat saya (dengan sesutu) yang sangat tercela, dan saya adalah Muhammad.” (HR. Bukhari )
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah memilih dari keturunan Ismail Kinayah, dan dari Kinayah Allah memilih Quraisy, dari Quraisy Allah memilih bani Hasyim, dan dari bani Hasyim Allah memilih saya.” (HR. Muslim )
Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:
“Namailah diri kalian dengan nama-nama saya, tapi janganlah kalian berkuniah (mengambil gelar) dengan kuniah saya. Karena sesungguhnya saya adalah Qasim sebagai pembagi diantara kalian.” (HR. Muslim )
RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, SEOLAH-OLAH KAMU MELIHATNYA
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling bagus bentuk penciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. (Muttafaq ‘Alaih)
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkulit putih dan berwajah elok. (HR. Muslim)
Bahwasanya badan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dadanya bidang, jenggotnya lebat, rambutnya sampai ke daun telinga, saya (Shahabat-pent) pernah melihatnya berpakaian merah, dan saya tidak pernah melihat yang lebih indah dari padanya. (HR. Bukhari)
Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepalanya besar, demikian juga kedua tangan dan kedua kakinya, serta tampan wajahnya. Saya (Shahabat-pent) belum pernah melihat orang yang seperti dia, baik sebelum maupun sesudahnya. (HR. Bukhari)
Bahwasanya wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bundar bagaikan Matahari dan Bulan. (HR. Muslim)
Bahwasanya apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam gembira, wajahnya menjadi bercahaya seolah-olah seperti belaian Bulan, dan kami semua mengetahui yang demikian itu. (Muttafaq ‘Alaih)
Bahwasanya tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa kecuali dengan senyum, dan apabila kamu memandangnya maka kamu akan menyangka bahwa beliau memakai celak pada kedua matanya, padahal beliau tidak memakai celak. (Hadits Hasan, Riwayat At Tirmidzi)
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (HR. Bukhari)
Dari Jabir bin Samrah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan purnama. Saya memandang beliau sambil memandang bulan. Beliau mengenakan pakaian merah. Maka menurut saya beliau lebih indah daripada bulan.” (Dikeluarkan At Tirmidzi, dia berkata Hadits Hasan Gharib. Dan dishahihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh Adz-Dzahabi)
Dan betapa indahnya ucapan seorang penyair yang mensifati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sya’irnya:
“Si Putih diminta memohon hujan dari awan dengan wajahnya. Si Pemberi makan anak-anak yatim dan pelindung para janda.”
Sya’ir ini berasal dari kalamnya Abu Thalib yang disenandungkan oleh Ibnu Umar dan yang lain. Ketika itu kemarau melanda kaum muslimin, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon hujan untuk mereka dengan berdo’a: Allahummasqinaa (Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami), maka turunlah hujan. (HR. Bukhari)
Adapun makna dan sya’ir tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disifati dengan Si Putih diminta untuk menghadapkan wajahnya yang mulia kepada Allah dan berdo’a supaya diturunkan hujan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika beliau masih hidup, adapun setelah kematian beliau maka Khalifah Umar bin Al Khathab bertawasul dengan Al Abbas agar dia berdo’a meminta hujan dan mereka tidak bertawasul dengan beliau.

Tuesday, June 1, 2010

HIKMAH CEMBURU BUTA




Kelahiran Muawiyah yang akan menjadi orang besar sudah diramal oleh seorang tukang tilik di zaman jahiliyah. Hindun bin Utbah ibu kepada Muawiyah pernah berkahwin dengan seorang lelaki bernama Fakih bin Al-Mughirah sebelum berkahwin dengan Abu Sufyan. Fakih seorang Arab yang sangat suka menerima tetamu, bahkan dia punya satu rumah khusus yang disediakan untuk tetamu dan orang musafir. Rumah tersebut dibuka siang dan malam dan boleh ditempati oleh tetamu dan musafir tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu.


Suatu hari, rumah tetamu tersebut sedang kosong, maka Fakih membawa Hindun beristirehat dan berbaring-baring di rumah tersebut. Sebentar kemudian Fakih keluar untuk suatu keperluan dan Hindu tertidur di situ sementara menunggu suaminya. Tiba-tiba datang seorang lelaki tetamu yang ingin beristirehat di rumah tersebut dan masuk ke dalam, tapi dia melihat seorang perempuan sedang tidur di dalamnya. Oleh kerana itu, dia segera keluar semula. Ketika lelaki itu keluar, Fakih datang dan melihatnya. Kecurigaan pun timbul di dalam hatinya, mukanya berubah menjadi merah. Fakih terus masuk dan menendang isterinya yang sedang tidur. Hindun terkejut dan cuba bangun dalam keadaan terhoyong-hayang.


"Ada apa? Ada apa?" kata Hindun dalam keadaan gugup.


Pertanyaannya tidak dijawab, tiba-tiba Fakih telah bertanya dengan nada yang keras, "Siapa lelaki yang bersamamu tadi?"


"Lelaki? Mana ada...aku tidak melihat sesiapa, aku tidur dan baru terjaga setelah dikejutkan oleh engkau..." jawab Hindun.


Al-Fakih terus menuduh, tapi Hindun terus mempertahankan kejujurannya. Maka terjadilah perang mulut di antara kedua-dua suami isteri itu.


"Baliklah engkau kepada keluargamu." kata Fakih menghalau Hindun.


Hindun terus bingkas dan balik ke rumah ayahnya. Sementara orang ramai memperkatakan mereka dari mulut ke mulut sehingga terdengar juga oleh Utbah, ayah Hindun.


"Wahai anakku, sesungguhnya orang ramai telah saling memperkatakan engkau. Maka hendaklah engkau ceritakan kepadaku perkara yang sebenarnya. Jika lelaki yang dimaksudkan itu benar-benar ada, aku akan mengutus orang untuk membunuhnya, agar cerita itu lenyap. Sebaliknya jika berita itu bohong aku akan bertahkim kepada tukang tilik di Yaman." kata Utbah kepada Hindun.


Hindun bersumpah kepada ayahnya bahawa berita itu tidak pernah ada, dia tidak pernah berlaku curang dan tidak pernah mengkhianati suaminya. Berdasarkan keterangan Hindun itu, Utbah memanggil Fakih dan berkata: "Engkau telah menuduh anakku dengan tuduhan yang besar. Oleh kerana itu aku akan ajak engkau agar bertahkim kepada tukang tilik di Yaman."


"Boleh," jawab Fakih.


Pada hari yang telah ditetapkan, Fakih berangkat ke Yaman bersama sejumlah kaum keluarganya dari Bani Makhzum, sementara Utbah dan Hindun berangkat bersama sekumpulan kaum keluarganya dari Banu Abdi Manaf. Apabila hampir sampai ke tempah bomoh yg di tuju, tiba-tiba wajah Hindun berubah menjadi pucat seperti orang ketakutan.


"Wahai anakku, mengapa keadaanmu tiba-tiba berubah seperti ketakutan? Ini pasti ada sesuatu yang engkau rahsiakan. Ayuh cakap terus terang aja." kata Utbah kepada Hindun.


"Wahai ayahku, demi Allah, aku tidak menyimpan apa-apa rahsia yang ditakuti. Tapi aku tahu bahawa engkau akan datang keapda seorang manusia tukang ramal, yang kadang-kadang salah dan kadang-kadang benar. Aku merasa tidak aman, khuatir tekaannya salah, maka aku akan menjadi umpatan dan cacian bangsa Arab." jawab Hindun.


"Jangan khuatir wahai anakku, aku akan menguji ahli nujum itu terlebih dahulu sebelum menilik dirimu, sama ada dia betul tahu atau hanya sekadar meneka-neka." kata Utbah.


Utbah ingin mengetahui sama ada tukang tilik it betul-betul mahir atau hanya sekadar meneka-neka. Sebelum dia masuk ke rumah si ahli nujum, Utbah mengambil sebiji gandum lalu disorokkan ke bawah pelana kudanya. Kemudian rombongan itu masuk ke rumah tok nujum dan disambut dengan gembira dan penuh kehormatan.


"Wahai tok nujum, aku datang kepadamu untuk suatu urusan. Sebelumnya aku telah menyorokkan sesuatu untuk mengujimu, cuba sebutkan apa itu?" kata Utbah.


"Hahaha....Engkau hanya menyorokkan sebiji bijiran sahaja." kata si tukang tilik.


"Aku ingin engkau terangkan lebih jelas." pinta Utbah.


"Bijiran itu adalah sebiji bijiran gandum yang ada dicelah-celah pelana kudamu. Betul tak?" kata si tukang tilik.


"Engkau betul." kata Utbah. Utbah sangat kagum akan kepandaian si tukang tilik itu, maka dia pun yakin dapat meneka keadaan Hindun dengan tepat.


"Nah sekarang, terangkan keadaan perempuan-perempuan itu." kata Utbah sambil menunjuk kepada perempuan-perempuan yang terdiri dari Banu Makhzum dan Bani Abdi Manaf itu. Tukang tilik bangkit dan menghampiri perempuan-perempuan yang duduk bersimpuh di situ lalu ditepuk bahunya satu-satu persatu sambil berkata: "Bangun..!" setiap kali menepuk bahu seorang di antara mereka. Apabila tiba giliran Hindun, tukang tilik menepuk bahunya sambil berkata: "Bangun...! Tidak buruk dan tidak penzina. Dia bakal melahirkan seorang raja yang bernama Muawiyah."


Al-Fakih yang menyaksikan demonstrasi ahli nujum itu sejak tadi, sangat gembira apabila mendengar tentang isterinya. Dia segera menghampiri Hindun lalu dipegang tangannya dengan mesra. Tapi, tiba-tiba Hindun menarik tangannya dari genggaman suaminya itu dengan kasar.


"Mengapa pula engkau ini?" tanya Fakih dengan terkejut.


"Berambuslah engkau dari sini. Demi Allah aku ingin anak itu lahir dengan seorang lelaki selain engkau." kata Hindun lalu pergi meninggalkan Fakih.


Seterusnya, Hindun pergi kepada ayahnya sambil berkata: "Wahai ayahku, sekarang akulah yang memiliki diriku sendiri. Oleh kerana itu, janganlah engkau kahwinkan aku dengan lelaki tanpa persetujuanku."


Fakih sangat menyesal kerana terlalu cemburu buta. Kemudian Hindun berkahwin dengan Abu Sufyan atas pilihannya sendiri. Pasangan itu melahirkan ramai anak yang seorang di antaranya bernama Muawiyah yang kemudian menjadi pengasa dan Raja Daulat Bani Umayyah yang pertama. Rupanya tindakan cemburu buta Fakih mengandungi hikmah besar bagi Abu Sufyan. Dia dapat isteri hebat dan menjadi ayah kepada orang besar.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...